123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Monday, December 19, 2016

Maafkanku Jauhimu // shortstory


Wanita itu,
Aku memang sudah lama menjaga jarak dengannya.

Bukan tanpa sengaja, tapi memang sengaja. Aku sengaja menjauh, menghindar, menutup rapat-rapat telinga. Bukan, dia bukan sosok yang layak untuk kuasingkan memang. Dia sama sekali bukan penjahat kelas kakap. Ini memang murni salahku. Dan aku sedang berjuang untuk memperbaikinya. Berjuang untuk menyapanya kembali, entah kapan.

Wanita itu,
Beberapa hari lalu sialnya kita berpapasan. Ya, aku hampir saja bertatap muka dengannya. Tapi untungnya aku bisa secepat kilat melenyapkan diri dari pandangannya. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menata diriku bila kita jadi berjumpa kala itu. Barangkali air mataku akan tumpah. Entah karena kerinduan atau justru kemarahan. Ya, aku memang se-childish itu.

Traumata ini memang harus segera kuselesaikan. Sudah berkali-kali aku memimpikan hal yang sama. Tentang itu-itu saja. Ada kamu, dan wanita itu. Ada romantisme, ada pula sendu yang melingkupinya. Mimpi yang berulang-ulang ini mengisyaratkanku bahwa ada traumata yang harus segera kuselesaikan. Ya, aku harus segera menyelesaikannya. Dan ini sama sekali tak memerlukan campur tanganmu, pun wanita itu. Ini hanyalah masalah hati, yang mungkin belum sepenuhnya merelakan kau pergi. Sebab merelakan memang tak semudah menjatuhkan hati. Moga saja, aku segera menemukan jalanku, jalan terang sehingga kau bisa kurelakan. Karna aku sudah terlalu lelah dengan traumataku. Aku sudah terlalu muak dengan mimpi-mimpi romantisme itu.

***

Pernah suatu hari,
Di suatu majlis ilmu, wanita itu menghampiriku. 
Tetiba saja ia berlari kearahku lalu sekonyong-konyong memelukku erat. Aku pun tak bisa menghindar. “Astagfirullahaladzim.. mimpi buruk apa lagi ini????” (kataku dalam hati). Mau bagaimana lagi, tak ada pilihan lain selain menerima kenyataan bahwa ia ada di hadapanku. Persis di hadapanku. Ia begitu ceria kala itu. Entah karna bertemu denganku, atau karna ada sebab lain. Aku pun segera menyapanya dan mengkondisikan gemuruh di hatiku agar tidak meluap.

“Mbak, kemana aja? Aku susah sekali menghubungimu,” tanya wanita itu.
Aku menelan ludah. Dengan sangat hati-hati kujelaskan padanya, “Maaf dek, mbak lagi sibuk. Aku sempat ingin menghubungimu, tapi nggak bisa.”
“Gak bisa mbak? Kenapa?”
“Maksudku, aku terlalu sibuk sampai-sampai nggak sempat menghubungimu,” jawabku mencoba meyakinkan.

~~Ya, aku memang sengaja menjaga rahasia ini. Rapat-rapat di dalam hati. Biar saja ini menjadi traumata, yang entah kapan sembuhnya.~

 “Mbak, aku mau bilang …”  
Seakan tahu apa yang akan ia sampaikan, aku pun segera memotongnya, “Sudah, mbak sudah tau, Mau. Nggak perlu kau ceritakan lagi, hehe,”
Ia pun segera menanggapi, “Loh enggak mbak, aku cuma mau bilang terimakasih. Mbak aku mau bilang makasih aja susah banget ya..”
“Mau..”
Mbak, mohon dengerin dulu, aku mau ngomong.. beberapa bulan ini mbak kemana? Sesibuk itukah? Semua akun media sosial mbak kenapa nggak bisa dihubungi? Padahal aku cuma mau bilang *Terimakasih*. Mbak, aku sudah menemukan kebahagiaanku sekarang. Aku sudah menemukan cinta sejatiku, dan itu berkat mbak. Bahkan, aku sangat berharap mbak datang ke resepsi kami, tapi…”
Kita terdiam beberapa saat.
Lalu dengan hati-hati aku mulai berbicara, “Kamu, e… kalian, sudah menikah?
Iya mbak, sudah 3 minggu yang lalu. Ahh kenapa mbak nggak datang? Padahal aku ingin mengumumkan ke semua tamu undangan bahwa mbak lah yang mempertemukan kami.”
“Aih.. aku cuma perantara Mau, itu semua sudah kehendak Tuhan. Selamat ya,” kataku pelan.

Ahh, kali ini aku tak bisa lagi menyembunyikan gerutu hati. Satu demi satu air di sudut mataku berhamburan keluar. Aku tak bisa menghentikannya. Aku pun segera memeluk wanita itu erat-erat. Ahh selama ini aku memang ingin memeluknya. Aku menyayanginya sebagaimana aku menyayangi adikku sendiri. Tapi entah mengapa, perasaan jahat selalu saja menang menguasai hatiku. Mungkin selama ini ada rasa kesal yang terselubung, sampai-sampai menyapanya saja aku tak mau. Ahh atau karna aku terlalu takut merasakan kesakitan lagi? Entahlah, apa yang setelah ini ia tanyakan pada tangisku.

Ahahahh maaf ya Mau, aku cuma terharu. Maaf, air mataku membasahi punggungmu,” kataku seusai pelukan itu.

“Apa yang mbak sembunyikan? Aku merasa ada yang janggal selama ini. Mengapa persahabatan mbak dengan mas Ahmad mulai pudar? Apa karena aku?"

Kamu ngomong apa Mau? Kata siapa? Aku dan Ahmad masih berteman baik. Hmm.. Ahmad sangat baik Mou, jadi tak pantas kalau aku memutuskan silaturrahim dengannya. Dan kamu Mau, ahh aku tak pernah menyangka kalau kau adalah tulak rusuk yang selama ini dicarinya, haha,” kataku, kepada wanita yang sering kupanggil Mau itu.

“Benarkah? Kalian tetap berteman baikkan? Mbak, terimakasih banyak.. Terimakasih sudah membantu mas Ahmad menemukan kekasih sejatinya. Aku sangat bahagia memilikinya,” ucapnya yang membuat palungku makin terisak.

“Mau, jaga dia ya.. :') Maaf aku harus segera pergi, karna masih ada urusan. Sampai jumpa.”

Bukan tanpa sengaja aku memutuskan untuk pergi. Aku harus pergi. Ya, aku harus pergi sebelum gemuruh di hatiku gagal menahan rahasia hati yang terus-terusan mendesak untuk keluar. Maka itu aku harus pergi, meninggalkan wanita itu dengan tanda tanya yang mungkin menyelinap dalam naluri. Ya, memutuskan untuk beranjak pergi adalah pilihan terbaik agar cemburuku yang meradang ini tak berhamburan keluar.

***

Pernah suatu hari ---aku bermimpi yang demikian. Ya, untungnya pertemuan itu hanya ada di dalam mimpi. Pelukan itu hanyalah bunga tidur yang sampai saat ini selalu menghantui.
Haha, untungnya hingga saat ini aku masih bisa menjauhimu, Mau. Tak ada pertemuan di dunia nyata. Yang itu artinya, rahasia hatiku akan tetap terjaga.
Tiada yang tahu, selain aku… dan Ahmadmu.
Mau, maafkan aku menjauhimu. Sebab aku cemburu. Sebab aku mencintai lelakimu. Sungguh, tak lain maksudku, hanyalah agar bisingnya cemburuku tak melahirkan rasa benci yang terselubung padamu. Maafkan aku.


Smg, 12/19/2016
-dfz-


#shortstory

Sunday, November 13, 2016

Pesan Baginda Rasulullah Sebelum Wafat

(Copas dari sebelah)
Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad , Allah berpesan kepada malaikat Jibril,
“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. 


Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai putriku?”. “Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 
 “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya malaikat ibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” 
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata malaikat Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. 
“Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah *shalat* dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu).”

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu.

Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi Muhammad sudah dilimpahkan kepada Muhammad SAW.

Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya hanya kita yang ada dalam fikirannya. Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut Mengagungkan Pangilan Nabinya.

Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'ala ali Muhammad. <3

Mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda Rosulullah SAW. Aamiin.



If you love Muhammad, SHARE this! :)

Friday, November 11, 2016

HUKUMAN yang Tidak Terasa // Ibroh

Betapa sering Allah menghukummu, tapi engkau tidak merasakannya.

(Copas dr sebelah)

Seorang murid mengadu kepada gurunya:
_"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita"_.
Sang Guru menjawab dengan tenang:
_"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa"_.
_"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: *Sedikitnya taufiq*  (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan"_.
Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari *"kekerasan hatinya dan kematian hatinya"*.
Sebagai contoh:
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah *mencabut darimu rasa bahagia dan senang* dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di harapannya..?
Sadarkah engkau *tidak diberikan rasa khusyu'* dalam shalat..?
Sadarkah engkau, bahwa  beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
_"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah"_.
Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...
Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???
Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???
Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???
Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???
Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???
Semua *bentuk pembiaran* ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya...
Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.
Karena *hukuman yang paling ringan* dari Allah terhadap hambaNya ialah:
_*"Hukuman yang terasa"* pada harta, atau anak, atau kesehatan._
Sesungguhnya *hukuman terberat* ialah "Hukuman yang tidak terasa" --pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.
Karena itu wahai sahabat2ku, Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu. :)


If you love Allah, SHARE this!

Ingatkan saudara-saudari muslimmu! :)

Monday, October 24, 2016

Penyakit Kronis Kaum Hawa #2

Pernah suatu hari saya terheran, menerka-nerka mengapa sikap dosen kesayangan saya tak seceria biasanya. Ada apa gerangan? Beliau seperti sedang kecewa, entah dengan siapa. Seakan mau mengutarakan kekecewaannya, beliau pun berkata,
"Sekarang penyakit TIDAK PERCAYA DIRI sudah menggerogoti KAUM HAWA nak."
"Maksud ibu?" tanyaku tak paham.
"Lihat saja sekarang, segala upaya di lakukan utk menarik perhatian," kata beliau menjelaskan.
Saya yang sudah berusaha keras untuk memahami tapi tidak juga paham pun kembali bertanya, "Perhatian bu?"
Seakan tahu gelagat saya yang kebingungan, beliau pun menjelaskan lebih panjang,
"Wanita yang Percaya Diri pasti yakin, TANPA HARUS memamerkan perhiasan berharga miliknya pun ia sudah bisa membuat seorang atau bahkan lebih kaum adam jatuh hati padanya. Jika benar ia PERCAYA DIRI maka ia tak akan malu dan justru akan sangat bangga ketika mengenakan pakaiannya--yang berbahan tebal, longgar, serta lebar, --menutupi seluruh perhiasan yang ada padanya. Dan jika ia memang benar-benar wanita yang PERCAYA DIRI, maka sekejappun takkan pernah ia biarkan martabatnya jatuh karena tingkah lakunya yg tak mengenal akhlak."
Saking khusyu'nya mencerna perkataan beliau, saya jadi terbengong.
"Can you catch what I mean, dear?" lanjutnya yang spontan membuat saya sadar dari keterbengongan itu.
Dengan sigap saya pun menjawab, "Siap bu.. saya mengerti. Hanya saja saya tidak pernah berpikir kearah itu. Mengkorelasikan antara ketidak-percayaan diri dengan pemakaian hijab. Itu pembicaraan yang sangat menarik bu.. hehe"

Cukup menggelitik bukan, apa yang yang telah beliau utarakan?
Bagi saya, apa yang diutarakan ibu dosen memang benar adanya. Mengapa?

Coba cermati kalimat ini, “I feel more confident without  hijab. And I’m so unconfident wearing it.. No, I don’t wanna wear it. Coz It just cover my beauty. So, if I wear it, I’m not pretty.”

Kalimat di atas adalah salah satu contoh alasan yang dilontarkan kaum wanita muslim atas ketidakinginannya dalam mengenakan hijab. Meskipun kalimat tersebut hanyalah hasil dari asumsi saya pribadi, akan tetapi saya bisa pastikan bahwa kalimat tersebut pasti pernah atau bahkan selalu hadir di dalam setiap hati mereka––para wanita yang KTPnya berstatuskan “Islam” akan tetapi enggan mengenakan hijab. Ketidakpercayaan diri inilah yang tanpa disadari menjadi motivasi terbesar mereka untuk tetap berpenampilan terbuka, --menonjolkan bagian-bagian dari fisiknya yang dapat membahagiakan setiap mata yang melihatnya. Percayakah Anda?

Mari sejenak kita berkaca pada fenomena-fenomena berbau ‘wanita’ di negeri Nusantara. Apakah masyarakat di negeri ini mengenal yang namanya prostitusi? Tentu jawabannya adalah Ya. Mengapa? Tentu sebagian besar akan menjawab, karena banyaknya kasus dan berita. Atas dasar apa mereka melakukannya? Kalian pun pasti akan melontarkan berbagai macam persepsi. Entah karena intensitas hasrat seksualnya yang tinggi, keinginan mendapatkan kepuasan seksual yang berlebihan, pun alasan-alasan lain yang kesemuanya sangat erat kaitannya dengan “perilaku menarik perhatian lawan jenis”.

Apa buktinya? Tentu saja, pakaian-pakaian mereka yang super vulgare adalah hal pertama yang bisa disoroti. Lalu, penampilan mereka dalam berias atau menggunakan make up yang berlebihan, perilaku mereka yang seolah-olah ingin memperlihatkan ke-sexy-an, bahkan sampai pada tindakan mengoperasi bagian fisik tertentu sebagai upaya menutupi kekurangan dan mempercantik diri.

Menurut Anda, apakah orang-orang semacam itu memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi terhadap dirinya? Percaya diri dengan tindakan-tindakan mempercantik diri misalnya, atau berpenampilan seperti bintang Hollywood misalnya. Apakah perilaku-perilaku tersebut mencerminkan kepercayaan diri yang tinggi? Apakah mereka –yang berperilaku seperti itu adalah orang-orang yang bisa menerima keadaan dirinya sendiri beserta seluruh kekurangan yang melekat padanya? Bagaimana menurut Anda?

Kalau menurut saya, orang-orang semacam itu bisa dikatakan memiliki penerimaan diri yang rendah. Dengan kata lain, mereka belum sepenuhnya bersyukur atas segala kondisi real yang dimilikinya. Sehingga apabila penerimaan dirinya rendah, maka tingkat percaya dirinya pun rendah. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa penerimaan diri dan kepercayaan diri memiliki hubungan yang signifikan positif.

Bukan hanya prostitusi, rendahnya tingkat percaya diri kaum wanita ini juga dapat kita temui pada kehidupan sehari-hari. Apakah Anda menyadari bahwa hal-hal kecil seperti mempercantik gaya rambut, mewarnainya, berpakaian ketat, memakai pakaian di atas lutut, memakai make up tebal, dan sejenisnya, adalah beberapa cara yang dilakukan wanita dalam rangka meningkatkan percaya dirinya? Tentu saja. Hal-hal semacam itu tentu dilakukan wanita untuk meningkatkan rasa percaya diri. Ada pula yang melakukannya untuk mendapatkan perhatian dan ketertarikan dari lawan jenis atau lelaki yang diincarnya. Hal yang sudah umum bukan? Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak memperdulikannya dan malah menganggapnya sebagai suatu yang lumrah dan biasa saja. Kebanyakan dari kita mungkin lupa bahwa ‘tidak percaya diri’ juga bisa membuat kita melakukan perbuatan-perbuatan berdosa pun melanggar norma. Ya, wanita memang banyak yang lupa, bahwa mereka sering sekali melukai Tuhannya dengan perbuatan-perbuatan asusilanya.

Dengan demikian, setujukah Anda bahwa wanita yang memamerkan auratnya atau berpakaian tidak sepatutnya adalah mereka yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah? Dan setujukah Anda apabila saya memiliki statement bahwa “Unconfident Disease” adalah penyakit kronis kaum wanita? (Jawab di kolom komentar ya.. :D )

Sebagai paragraf penutup, saya ingin menyimpulkan dan menambahkan beberapa hal. Pertama, menurut saya, seorang wanita yang dengan bahagianya memamerkan bentuk tubuhnya, pun memakai pakaian yang tidak sesuai dengan norma, adalah seorang wanita yang teridap penyakit “Tidak Percaya Diri”. Kedua, seorang wanita yang dapat dikatakan memiliki kepercayaan diri yang tinggi adalah dia yang dapat menjaga perilaku serta penampilannya sesuai dengan norma atau kaidah-kaidah yang dianutnya. Apabila ia seorang muslim, maka ia berhijab, menutup aurat sesuai syariat, pun berperilaku sesuai akhlak. Dan apabila ia non muslim, ia pun dapat menjaga perilakunya, tindak-tanduknya, pun penampilan yang sesuai dengan kaidah yang ditetapkan oleh agamanya. Bukankah semua agama selalu mengajarkan tentang kebaikan? Bukan hanya Islam kan? Dan yang terakhir, saya hanya ingin mengajak Anda untuk berkaca. Mengintrospeksi diri lebih tepatnya. Mari kita renungkan, sudah percaya diri kah kita? Sebesar apa rasa percaya dirinya?

Mari menjadi agen perubahan! Menjadi lebih baik mulai dari sekarang. Untuk diri sendiri, bangsa, pun negara. Bersedia kan?
Dekati Sang Ilahi! Maka tingkat percaya dirimu akan melambung tinggi!

Salam Literasi :) 

-Diah Fatimatuzzahra-

Monday, October 10, 2016

Apa Kabar Umat Muhammad? Masih Ingatkan dengan Al-Husain?

Kamu tahu, apa itu  ASYURO'
Bukan hanya sekali saya bertemu dengan umat Muhammad --yang dengan sepenuh hati mengatakan bahwa hari Asyuro' adalah hari yang *membahagiakan. Bahkan hari raya untuk bersenang-senang. Sayang sekali kan? 

APA ITU ASYURO' ? ADA APA DI 10 MUHARRAM? 

Ketika pasukan Al-Husain (72 orang) dikepung pasukan musuh (68.000 orang)

ASYURO'. PERISTIWA TERBANTAINYA CUCUNDA NABI SAW, HUSAIN BIN ALI BIN ABI THALIB SA --DI SEBUAH PADANG BERNAMA KARBALA'.  Sebuah tragedi yang menyayat hati setiap insan. 

Kala itu, Jumat 10 Muharram tahun ke-61 Hijriah.
Al-Husain seorang diri. Tiada kawan. Hanya ada lawan. Al-Husain berjuang-- sendirian. Para pembelanya sudah habis berguguran. Al-Husain meminta pertolongan, tapi tiada satupun jawaban selain cacian pun serangan dari pasukan durjana, Yazid bin Muawiyah. HUSAIN... HUSAIN DIBANTAI. DISERANG RIBUAN PEDANG. DIHUJANI RIBUAN TOMBAK. TUBUHNYA HANCUR. KENINGNYA PECAH. BERSIMBAH DARAH. HUSAIN.. HUSAIN TERJATUH. TERSUNGKUR-SUNGKUR. TERBENTUR-BENTUR. TUBUHNYA HANCUR. DIINJAK-INJAK KUDA. DITENDANG-TENDANG PARA PENDURJANA. TUBUHNYA TERBELAH-BELAH, TERPISAH DARI KEPALANYA. PENDURJANA ITU, MENYEMBELIHNYA. MEMISAHKAN LEHER DARI TUBUHNYA. LEHERNYA DITANCAPKAN DI UJUNG TOMBAK. DIPERTONTONKAN. DIARAK KELILING KOTA. SEMESTA MENANGIS. SEMESTA TERLUKA. SEMESTA BERGELAYUT LARA. HUSAIN..... Husain.. begitulah derita Husain.. begitulah derita di padang karbala'.. begitulah yang sejatinya terjadi pada hari Asyura'. 10 Muharram sampai kapanpun akan selalu menderita. Ya, Asyuro' adalah derita. Dan sampai kapanpun luka di 10 Muharram tak akan pernah berubah menjadi bahagia (layaknya orang-orang bilang bahwa hari Asyura' adalah hari yang membahagiakan). Tidak. Bagi kami--pecinta Al-Husain, derita di 10 Muharram tidak akan pernah berganti wujud menjadi kebahagiaan. 

KAU TAHU HUSAIN BIN ALI KAN????????? Seharusnya kalau kau tahu siapa Al-Husain kau pasti tahu Asyuro'. Seharusnya kalau kau tahu Al-Husain, kau tak mungkin mengatakan bahwa asyuro' itu hari bahagia. Kecuali kalau kau tahu, tapi hanya sebatas tahu. 
Duhai kawanku, kau tahu seberapa besar cinta rasulullah pada cucunya Al-Husain? Kau tahu, betapa terlukanya pun tercabik-cabiknya batin keluarga Muhammad akan derita Al-Husain? Kau tahu kawan? Sungguh, aku percaya kalau kamu adalah salah satu dari umat Muhammad yang belum mengetahui tragedi ini sehingga baru tahu bersamaan dengan ketika kamu membaca tulisanku ini, maka aku percaya batinmu pasti juga ikut terluka. Jelas terluka. Duhai, siapalah yang tak merasakan luka bila belahan jiwa rasulullah didzolimi? Bahkan sungguh.. ini adalah tragedi kedzoliman terbesar. Dan sekali lagi sangat disayangkan, karna tidak semua pecinta Muhammad SAW mengerti akan ini. 
Sekarang, kamu tahukan BETAPA SAKITNYA KELUARGA NABI??????

Lalu,  sisi sebelah mana yang kau bilang MEMBAHAGIAKAN, kawan? sisi yang mana? Ahh barangkali bukan peristiwa ini maksudmu. Barangkali kau memang baru tahu sehingga kau bilang begitu. Bukan -hanya tahu, tapi tak mau mencari tahu, pun tak mau tahu, dan akhirnya menjadi tidak tahu-. Semoga saja, kau tak seperti itu.

Ahhhh, tapi salahkah aku kalau aku tak percaya dengan ketidaktahuanmu? Sungguh, aku tak percaya kalau kau bilang kau mencintai rasul mu sementara kau tak tahu tragedi memilukan itu. Aku tak percaya kalau kau bilang kau mencintai rasul mu sementara keluarganya saja kau tak tahu. Lalu, SEPERTI APA KELUARGA NABI DI MATAMU???? Sungguh, kau harus tahu dan berhak untuk tahu, bahwa AL-HUSAIN LAH SANG PELOPOR AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR. AL-HUSAIN LAH SANG REVOLUSIONER PENEGAK KEBENARAN. ADALAH BELIAU --SAYYIDINA HUSAIN, SANG PENYELAMAT AGAMA ISLAM.

Lalu, bagaimana tanggapanmu akan tragedi memilukan ini??? Bagaimana hati nuranimu? Bagaimana air matamu? Sungguh, aku yakin hatimu pasti jua merasakan pilu kan kawan-kawanku (?) Karna sungguh, akan ada surga bagi setiap mata-mata yang menangisi Al-Husain. Akan ada cinta dari Nabi termulia bagi setiap hati-hati yang mencintai Al-Husain. Pun akan ada pelukan terhangat dari bidadari surga (Fathimah Az-Zahra) bagi jiwa2 yang turut berbela sungkawa atas tragedi yang menimpa putra tercintanya. (Semoga setiap air mata yang terlinang untuk cucunda Nabi tersayang, senantiasa mendapat pelukan dari Sang Maha Cinta pun mereka --para bidadarabidadari kesayanganNya).  

Maka berbelasungkawalah kawan, seperti yang guru besarmu lakukan. IMAM SYAFI'I. Guru besar yang sangat kau teladani. Kau tahu? Air matanya berderai, hatinya merintih --tiap kali mengingat tragedi di 10 Muharram itu. Kau tahukan? Ahh jangan bilang kau tak tahu. Maka bersedialah kau kukasih tahu. Beliau sangat mencintai Al-Husain. Pun kurasa semua pengikut beliau diperintahkan untuk mencintai Al-Husain. 
Barangkali kau pun pernah dengar,

sebuah syair dari beliau (IMAM SYAFI'I) untuk SAYYIDINA HUSAIN SA; 

"Hatiku mengeluh, karena hati manusia sedang merana
Kantuk tak lagi datang, susah tidur membuatku pusing
Wahai siapa yang akan menyampaikan pesanku kepada al-Husain?
Yang dibantai meski tak berdosa
Bajunya seakan-akan dicelup basah dengan warna merah
Kini bahkan pedang pun meratap, dan tombak menjerit
Dan kuda yang kemarin meringkik, kini meratap duka
Bumi berguncang karena tragedi yang menimpa keluarga Muhammad
Demi mereka, gunung-gunung yang kukuh niscaya akan meleleh
Benda-benda langit berguguran, bintang-bintang gemetaran
Wahai cadur-cadur dirobek, demikian juga hati
Orang-orang yang bershalawat untuk dia yang diutus dari kalangan Bani Hasyim
Mereka juga yang memerangi anak-cucunya

Duhai alangkah anehnya!
Jika aku dianggap berdosa karena cinta kepada  KELUARGA MUHAMMAD, Maka aku tak akan bertaubat dari dosaku itu.

[Kitab Diiwan al-Imam assyafii ra, at-Thab’ah Daarul-Kitaab al-’Arobiyyi, Beiruut- Lebanon, Syair ke 15, halaman : 48]

Duhai, sayang sekali ya rasul.. terlampau banyak umatmu yang tak tahu, pun tahu namun tak mau tahu atas musibah besar keluargamu ini. 

Maafkanlah kami.. Maafkanlah kami.. :" 

-Allahummarzuqnaa syafa'atal Husain.. ❤


Semoga, setelah membaca ini kamu mengetahui. Lalu peduli. Pun mencintai----Keluarga Nabi yaa.. . Semoga. Semoga kau, aku, pun kita semua kelak akan berjumpa pada satu surga (yang sama dengan Husainaa).  ุงู„ู‡ู‰ ุงู…ูŠู†๐Ÿ˜Š 


Teruntuk dirimu (saudara-saudari muslimku),
Ketahuilah aku menyayangimu. :)


Smg, 10/10/2016
-dfz-





#Asyuro'
#10Muharram1438H
#TragediPembantaianKeluargaNabi
#Tahukahkamu?
#Mohonmaafbilalisankumenyakitimu 
#Maksudkutakbegitu:)
#SalamUkhuwah @>--

Friday, July 22, 2016

Tentang Kerelaan & Air di Sudut Mata



( 19 + 9 / 12 ) × 365 × 24 × 3600 = 622.836.000 (s)
Kau tau? 622 juta sekian2 detik lamanya aku hidup. Dan pada bilangan waktu itu aku pernah jatuh, lalu bangun lagi. Jatuh, jatuh, jatuh, lalu bangun lagi. Kau tau perjuangan yg mana yg mampu mmbuatku bangun setelah jatuh berkali2??

"Air mata" & "Keikhlasan". Dua hal yg apabila kau hidup di dalamnya, maka kau bersama ketegaran. Sungguh, aku pernah memimpikan menggenggam bintang. Sesuatu yg dekat sekali dg kemustahilan. Tak usah kau tanya seberapa besar air mata, peluh, pun pengorbanan yg kupersembahkan, tapi tetap saja -jatuh, jatuh lagi, makin jatuh, bahkan tersungkur. Sampai suatu waktu hatiku bilang, "Sudah. Ikhlaskan saja. Itu bukan rizkimu." Ya, sang waktu mengajariku tentang keikhlasan. Melepas apa yg menjadi angan/impian/cita2/harapan,--yangtelahmeraung2dikhayalansedariakumasihberstatusmenjadiseorangputrikecil. Ikhlas dg setulus2nya kerelaan. Merelakan apa2 yg telah Ia tuliskan. Dan kau tau, apa yg terjadi setelahnya?? Sungguh, ia menggenggamku setelah kulepaskan. Ya, mimpi yg kubilang mustahil itu sekarang telah berada didekapan. Berjalan beriringan. Berjuang lagi menggapai mimpi yg lebih tinggi. Dan aku, -aku terbangun dr keterjatuhan, berdiri, atau bahkan menang. Ya, aku menang.

622.836.000 detik lamanya. Dan 1 hal yg menjadi paling spesialnya pelajaran dan ingin kuutarakan adalah 
bahwa, "Perjuangan yang sejatinya mendekatkanmu pada keberhasilan adalah perjuangan yang paling banyak air matanya. Air mata yang bermuara dari keikhlasan. -Kerelaan." 

Bukan apa2. Tak usah kau baca. Sekian. ๐Ÿ˜Š




#Syukuritawamu
#Syukuritangismu
#Alhamdulillah




Jprdise, 21/07/16
-dfz-

Monday, July 18, 2016

Dagelan


Selamat malam rindu, moga kasihNya selalu menaungi lelapmu. Hingga kau terjaga, pun kembali bersahaja.

Tidak. Aku tak ingin mengganggumu. Aku tahu mentari telah hanyut, dan kejora di kedua bola matamu pun telah layu. Maka tenang saja, aku tak ingin mengganggu lelapmu. Aku hanya ingin mendongeng. Haha. Ya, mendongeng utk diriku sendiri. 
Rindu, kau tau tak? Baru saja air kecengenganku menderai karnamu. Ehh bukan. Bukan karnamu, tapi lebih tepatnya karna kehidupan yg telah kujalani. Sekali lagi bukan karnamu. Haha. Tapi, bagaimana mungkin engkau bukan salah satu sebab dr deraian itu, sedang kaulah satu dari beberapa elemen yg mempondasikan kehidupan milikku? Pun bagaimana mungkin kau sama sekali tak ikut andil, sementara kaulah sepertiga dr elemen itu? Bagaimana kau tak ikut andil, sementara mendengar namamu saja membuat siapapun yg mendengarnya merasakan lara? Bagaimana mungkin?
--Rindu, kau tau rasanya tak?

Konon, orang bilang itu -Rindu.
Sebuah rasa yg membuat hati manapun yg merasakannya menderaikan air dikedua sudut bola mata. Ya, orang bilang "rindu" adalah sebutan utk sebuah perasaan yg menyesakkan dada. Lain halnya dgku. "Rindu" bagiku adalah "kamu". "Sesosok", bukan sebatas julukan tak bernyawa. Lebih tepatnya, "Rindu" bagiku adalah kombinasi dari keduanya, -kamu dan rasa rindu. Jelas saja, mengapa kunamai kau dg "Rindu"? Sebab tiap kali hatiku menderu, satu2nya alasannya berderu yaitu kamu. kamu. Dan kamu, -yang slalu kurindu. Maka jangan tanyakan lagi, mengapa kau kupanggil "Rindu".

Hmm.. bila orang bilang "rindu" adl bara yg kehadirannya selalu ingin cepat2 dipadamkan, bagiku "rindu" adalah bara yg ingin selalu kukobarkan. Bila orang bilang rindu adalah penyakit hati yg ingin segera dipulihkan, maka aku adalah sosok langka yg tetap membiarkan jiwaku teridap penyakit itu. Dan pabila begitu, lalu siapakah sosok rindu bagiku hingga jadikanku sosok langka yg menggilaimu seperti itu? Siapakah kau? Siapakah sosokmu yg kunamai "rindu"?? Hey, bersyukurlah. Karna kau *istimewa. Dikagumi oleh makhluk langka, pun dirindui olehnya. Ya, aku merinduimu sepanjang waktu. Rinduuuuuuuu.... rinduuuuuu.... dan rinduuuuuu.... du du du du du duuuuuuu........ . ๐Ÿ˜‚LOL

Ahhh sudahlah.. aku hanya ingin mendongeng tentang rindu. Menggerakkan penaku dengan huruf2 "R - I - N - D - U". Jadi jangan mual membaca dongengan gilaku. Ahh sudah cukup.. tak usah kau baca lagi!! Haha. Ini sama sekali tak penting. Ahh sekali lagi aku hanya ingin mengekspresikan rasa. Rasa rindu yg kubuat2 dg irrasionalku. Entah benar2 rindu atau hanya semu. Ahhh jelasnya, aku memang benar2 sedang merindumu. Ehh taukan siapa dirimu?? KAMU!! IYA KAMU!! -Yang aku pun tak tahu siapa dirimu, si pemilik sulbiku, si pelengkap hidupku, si pendegup jantungku, si penyempurna imanku, pun si pemilik hatiJiwa&Ragaku -di masa depanku. Itu kamu. Siapa kamu?? Hahaha. 

Dan satu lagi,
"kamu" adalah kamu, -yang kata Tuhan,
"Kejarlah togamu dulu sayang.. ia masih dalam perjalanan."


HAHAHA

-SELESAI- 




#BELAJARLAHYANGBENERDULUSAYANG!!
#KEJARTOGAMU!!
#JANGANMACEM2DULU

#MARIBERCERMINDULU
#SUDAHISTIMEWAKAHKAMU??



-Selamat Malam =D
Wassalam-


:p #LOL

Saturday, June 18, 2016

Dongeng Sebelum Tidur :v

~iLovEDyou~~
Tuhan itu Maha RomantisMempertemukanku dengan makhluk-makhluk kesayanganNya ~untuk ajarkanku hidup. Hadir tanpa kuminta. Merangkul, mengajari, pun tunjukkan berbagai makna. Ahh hidupku benar-benar romantis semenjak ada mereka. Mereka yang bukan siapa-siapa dan pada akhirnya memperoleh tempat istimewa di hati. Dari yang hanya teman, sahabat, dan bahkan sosok istimewa yang berhasil memberitahuku makna degupan hati. Ya, aku bersyukur atas kasihNya, yang telah pertemukanku dengan mereka: sosok-sosok istimewa. Tuhan, terimakasih. :)

Sekali lagi kukatakan, Tuhan memang benar-benar romantis. Ia mengenalkanku cinta. Pertemukanku dengan sosok teristimewa. Meski sempat sakit, tapi aku bahagia. Karna menjadi pecinta, bagiku adalah sebuah anugerah. Dan 'terluka' adalah penyedap rasanya. 

"Mencintai.. ." dimana kita menjadi sosok paling peduli, tanpa harapkan dipedulikan lagi. Dimana kita menjadi sosok paling penyayang, meski terkadang hati meradang ~tak punya nyali tuk ungkapkan. Pun dimana kita, kita dengan sekejap saja bisa tertawa bahagia hanya karna saksikan pancaran senyuman bahagia miliknya. Ya, mencintai adalah anugerah dari Sang Maha Cinta. Dan aku bersyukur, karna Ia telah memberiku kesempatan untuk mencintai kamu: kesayanganNya.

Hmm.. Sekali lagi kutegaskan, Tuhan benar-benar maha romantis. Teramat romantis. Mengapa? Karna mengenalmu adalah anugerah terromantis yang selalu kusyukuri. Ya, Ia mengenalkanku dengan-mu ~yang dulu siapa namamu saja aku tak tahu. Tak hanya itu, Ia pun tepiskan segala kecanggungan hingga jadikan-mu sosok yang jauh dari kata "kuasingkan". Ya, kau begitu dekat di nadi. Kau begitu... Ahhh kau segalanya. Hahaha:v

Sekali lagi, aku bersyukur ~karna kau menjadi apa adanya bila denganku. Lebihmu, kurangmu, pun segala elemen negatifmu ~aku tau. •Apa adanya• dan aku suka itu. Meski kuakui, sakit rasanya tiap kali bergurau denganmu.. Karna setiap detiknya aku harus menekan perasaanku agar tak jatuh makin dalam. Ya, aku mulai membiasakan itu, ~~tak membiarkan perasaanku makin hanyut ke dalam lubuk, agar ku mampu hentikan bisingnya cemburuku yang kesekian kalinya. Ya, aku mencemburuimu -untuk kesekian kalinya, dan aku tak berhak. Tak berhak mencemburuimu. Jadi maaf bila aku masih suka nakal, masih suka mencemburuimu yang jelas2 ~Untuk Cemburupun Aku Tak Berhak. Maafkan, karna tahu-diriku belum cukup mahir men-jera-kan hatiku.
:')


Ahh tak mengapa kawan.. . Tak perlu kau dengarkan. Aku hanya ingin mengabadikan tiap-tiap serpihan hati. Bukan ingin kubawa mati, hanya saja rasa di hatiku punya harap ~suatu saat nanti, saat ketika kusudahi segala tentangmu, pun saat dimana kita bisa bertatap muka lagi dg bahagia kita masing2, aku bisa mngenangmu. Mengenangmu sebagai sosok terkasih yang dulu pernah membuatku rapuh tapi pada akhirnya bisa menjadikanku sekuat saat itu. Mengenangmu sebagai teman terkasih yang berkatmu, aku menjadi lebih tegar dan penyabar. Pun tentunya pada hari itu, kau akan kukenalkan pada-nya ~si penyempurna agama yg telah kutemukan. Mungkin ia akan cemburu, tapi pada akhirnya ia akan berterimakasih padamu, karna pada hari itu aku tak akan mengenalkanmu sebagai sosok terkasih di masa lalu, melainkan teman karib yang telah mengajariku banyak hal ~~tangis, tawa, haru, pun pilu. Pun mengenalkanmu sebagai teman karib yang telah berjanji akan berkarib selamanya. Meski pada akhirnya kebahagiaan kita akan terpisah dengan kata "masing-masing" sehingga peduliku padamu pun akan tersekat oleh kata "sewajarnya", tapi semua itu takkan mampu menghapusmu dari daftar teman karibku. Ya, selamanya kau tetap teman karib. Moga saja, ~serpihan hati yang kuabadikan ini dapat membawa-ku dan kau pada ruang pertemanan sejati. Hingga menua, hingga beruban, hingga kembali pulang, pun sampai nanti --di keabadian, ~kau tetap teman. Teman karib. Teman seperjuangan. Teman tak hanya dalam khayalan. Semoga saja.

Maka kuakhiri goresan pena bertema serpihan hati ini dengan sederet kata,
"Aku bersyukur, berkesempatan menjadi pecinta sekaligus teman karibmu. Aku bersyukur, menjadi pemilik dari hati yang PERNAH ~mencintamu.. 1/2mati. Sekian."


Tuhan, terimakasih. ๐Ÿ’





Jprdise, 23/06/16
-zfd-

Categories

Follow me on Facebook

Follow me on Tumblr

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia

About Author

Hamba Tuhan yang sedang belajar menulis.

Video of Day | Click on the link below to download the video!

Popular Posts