123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Saturday, March 26, 2016

Sadarilah, HEDONISME Merajalela


"When Karaoke is your Hobby"

            Tak banyak orang menyadari bahwa saat ini ia sedang hidup di dalam perangkap budaya hedonisme. Hedonisme yang merupakan strategi halus orang barat dalam menjatuhkan kaum muslimin ini telah berkembang pesat dan berhasil masuk ke dalam kehidupan setiap orang, terutama generasi muda. Lalu, bagaimana hedonisme dapat membudaya sedemikian rupa  sehingga banyak orang tidak menyadari bahayanya? Persoalan ini penting dibahas guna mengingatkan kembali akan bahaya hedonisme yang tanpa disadari sudah menyebar luas ke seluruh lapisan masyarakat. Sehingga dengan mengetahui bahaya hedonisme, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan berhati-hati dalam bergaul, terutama bagi umat muslim.

Istilah hedonisme pertama kali dikenalkan oleh filsuf Yunani Kuno bernama Democritus. Ia mengatakan bahwa kesenangan merupakan salah satu tujuan pokok yang ada di dalam hidup ini. Sehingga menurutnya, hedonisme adalah suatu pandangan yang menjadikan kesenangan dan kebahagiaan dunia sebagai tujuan hidup seseorang. Pengertian ini sesuai dengan apa yang tertera di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dimana hedonisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI, edisi ketiga, 2001).

Hedonisme berkembang pesat seiring dengan berkembangnya globalisasi barat. Ibarat sebuah magnet, globalisasi barat sangat kuat menyita perhatian dan memengaruhi masyarakat untuk mengubah gaya hidup yang serba kekinian sehingga mendorong mereka untuk menjadi masyarakat yang hedonis. Di era inilah penguasa barat menjalankan misinya. Hedonisme menjadi salah satu propaganda orang barat dalam upayanya menjatuhkan umat Islam. Dalam mengembangkannya, mereka mengemas budaya-budaya barat sedemikian rupa sehingga masyarakat Indonesia tergiur untuk mengikutinya. Budaya-budaya barat tersebut terus berkembang dan semakin banyak diikuti oleh semua kalangan. Bukan hanya masyarakat awam, bahkan kaum muslimin yang gemar beribadahpun tak sedikit yang terseret mengikuti tren budaya barat. Salah satu contoh nyata yang fenomenal adalah kecenderungan para muslimah yang menjadikan model busana sebagai salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Kebanyakan dari mereka berbusana dengan mengikuti fashion terkini yang memiliki banyak variasi gaya sehingga cenderung menonjolkan kecantikan. Tahukah Anda, bahwa fenomena semacam ini adalah salah satu dari sekian banyak sifat hedon? Sayangnya banyak orang yang tidak jeli dengan apa yang sedang menimpanya saat ini.

"When the world deceive you. Then you don't realize what wrong with you."

         
Contoh lain dari hedonisme yang paling banyak memakan korban yaitu budaya konsumtif dan bekerja hingga lupa waktu. Budaya konsumtif saat ini sudah menjadi budaya akut yang susah dihindari oleh semua kalangan. Adapun perilaku-perilaku yang termasuk dalam budaya konsumtif di antaranya yaitu; berhura-hura, selalu memperbarui gaya sesuai dengan model terbaru, makan di restoran mahal, belanja berlebihan, dan lain sebagainya. Mirisnya perilaku-perilaku konsumtif tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah bagi sebagian orang. Bukan hanya budaya konsumtif, fenomena yang sama juga terjadi pada orang-orang yang menikmati pekerjaannya  hingga lupa waktu. Orang-orang semacam ini selalu menempakan urusan duniawinya pada urutan teratas dan terpenting. Misalnya, perilaku pekerja yang bekerja hingga lupa waktu sholat. Bukan hanya itu, tak jarang pula orang-orang semacam ini yang terbuai dengan jabatan yang diamanahkan padanya hingga akhirnya menjadi koruptor. Selain pekerja, hal ini juga terjadi pada generasi muda seperti mahasiswa. Kita pasti sering menjumpai banyak sekali mahasiswa yang menjalankan rutinitas perkuliahannya hingga mereka lupa bahwa menjadi sukses setelah kuliah itu bukan  tujuan akhir dari kehidupan.


Budaya hedonisme memang sudah membutakan generasi muda. Hal ini terjadi karena usia mereka yang belum cukup dewasa sehingga masih sangat labil dan selalu berkeinginan untuk mencoba hal baru. Anak muda jaman sekarang sudah terperdaya dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi sehingga yang mereka kejar adalah ridho dari manusia. Sebagaimana yang diutarakan oleh Dr Ali Syari’ati, beliau berkata bahwa tantangan terbesar bagi remaja muslim saat ini adalah budaya hedonisme (kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup) yang seolah sudah mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam ini digemari dan dijadikan sebagai gaya hidup (life style) kawula muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat atau jelata, sarjana atau kaum proletar, di desa ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang sejatinya kebiasaan hidup orang barat ini sebagai tauladan dalam pergaulannya. Firman Allah SWT, "...dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa." (Q.S. Hud : 116).

Hedonisme merupakan pandangan yang sangat menyimpang dari ajaran Islam. Dimana menjadikan kebahagiaan duniawi sebagai tujuan hidup adalah pandangan orang-orang kafir yang tidak percaya akan adanya kehidupan di akhirat. Sedangkan dalam Islam, dunia hanyalah sebuah jembatan penghubung antara alam ruh dengan alam akhirat. Dengan kata lain, Islam tidak hanya memandang aspek duniawi, tetapi juga ukhrowi. Dan aspek ukhrowi inilah yang menjadi tujuan akhir semua makhluk untuk mendapatkan ridho dari Tuhannya.

Kita sebagai umat muslim yang mengaku menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, sepatutnya merenungi fenomena ini. Kita perlu berkaca, apakah kita termasuk bagian dari korban hedonisme atau bukan. Apakah kita sudah sepenuhnya mengharap ridho hanya kepada Tuhan atau juga kepada selainnya. Kita sangat butuh mengintrospeksi diri sendiri guna melindungi diri dari bahaya hedonisme. Baru setelah itu kita dapat berpikir, apa yang seharusnya kita lakukan.
         
Dari penjabaran di atas, dapat kita simpulkan bahwa hedonisme (kesenangan merupakan hal yang paling penting dalam hidup) adalah suatu pandangan yang menyimpang dari syariat Islam sehingga sangat berbahaya bagi kaum muslimin. Lalu, bagaimana hedonisme dapat membudaya hingga sedemikian rupa? Inilah permasalahan yang tidak banyak diketahui, bahwa melalui hedonismelah musuh-musuh Islam dapat menjalankan misinya dalam menghancurkan umat Islam. Maka dari itu, diharapkan kaum muslimin dapat lebih waspada dalam menghadapi propaganda halus tersebut.




So, what should we do?

SEDERHANAKANLAH DIRIMU dengan senantiasa menjadikan “ZUHUD” sebagai kunci utama meraih kebahagiaan!!

Mari sama-sama berbenah! Anda, dan saya. Kami sama-sama belajar dan sama-sama berikhtiar –memerangi sifat hedon yang diam-diam menyusup ke dalam diri setiap dari kami—Anda dan saya.


SELAMAT BERJUANG MELAWAN HEDONISME KAWAN!!


#be smart
#be brave
#be awesome

Smg-Jpr, 26/03/2016
-dfz-

            

Thursday, March 24, 2016

๐Ÿ’ IKHLASKAN Apa yang Telah Engkau Persembahkan ๐Ÿ’



"Ikhlas itu ilmu tingkat tinggi. Jadi, hanya orang-orang hebatlah yang dapat menggapainya dan memenuhi relung hatinya dengan ilmu ini."

Jika kita menginginkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa, maka jangan abaikan keikhlasan. Tanamkan sifat ikhlas di tanah sanubari yang terdalam, agar kelak sifat ini tumbuh kokoh tak tergoyahkan.

Orang-orang yang telah memiliki sifat ini hatinya akan damai, pikiran pun jernih, dan terhindar dari kekecewaan serta jauh dari rasa sakit hati. Mereka murni beramal karena Allah Ta'ala. Tujuannya hanya fokus membuat senang Tuhannya, bukan makhlukNya. Tidak akan pernah kecewa (apalagi sakit hati) jika amal-amal kebaikan kebaikan yang telah mereka persembahkan tidak dihargai, diabaikan, atau mungkin justru dibalas dengan perbuatan buruk. Karena sedikitpun mereka tidak menoleh kepada manusia. Maka mereka menganggap ujian dan cacian tak ubahnya debu yang menempel ditubuh, hanya dengan sekali tiupan akan hilang seketika. Oleh karena itu, mereka tidak senang ketika dipuji, dan tidak sakit atau kecewa ketika dicaci.

Apabila mereka berbuat kebaikan kepada orang-orang disekelilingnya, mereka tidak akan menghentikannya hanya karena orang-orang disekitarnya tidak menghargai pemberiannya, atau bahkan menghina dan merendahkan pemberiannya. 

Nah, ikhlas inilah yang akan mengantarkan para pemiliknya kepada diterima amal-amalnya di hadapan Allah Ta'ala kelak. Seorang ulama mengatakan, "Sungguh, secuil amal yang diperbuat dengan ikhlas akan lebih bermanfaat daripada segunung amal yang dilakukan tanpa ikhlas."

Yang memiliki ilmu, jangan bangga dulu sebelum mengamalkannya. Yang telah beramal, jangan senang dulu sebelum mewarnainya dengan keikhlasan yang sempurna. Karena hakikatnya, ilmu dan amal tanpa keikhlasan tidak ada bedanya dengan fatamorgana. Seperti ada, tapi hakikatnya tidak sama sekali.

Jadi, nyatalah bahwa kebahagiaan itu hanya bisa diraih oleh orang-orang yang ikhlas, karena hanya merekalah yang tidak pernah kecewa dan terluka hatinya. Ketahuilah, kebahagiaan itu berada di dalam hati. Sebaliknya, orang yang pamrih tidak akan dapat meneguk air kebahagiaan, walaupun setetes! Karena di dalam hatinya telah dipenuhi oleh air comberan pengharapan kepada makhluk yang berujung dengan kekecewaan dan penyesalan.

Selamat mendalami ilmu tingkat tinggi ini!

Dikutip dari : "Jangan Galau!" karya Ahmad Zahrudin M. Nafis



Mari sama-sama belajar untuk senantiasa menyinari hati dengan keikhlasan!! 
--Karena IKHLAS adalah OBAT HATI yang takkan pernah bisa kau beli, kecuali kau yang meraciknya sendiri.



-be honest--
--be awesome-

#semoga bermanfaat ;) 

Thursday, March 17, 2016

Wednesday, March 16, 2016

Why must be Perfect ?


Memaknai hidup.

Apalah arti memaknai hidup?

----Bahwa hidup adalah perihal menjadi sempurna. –Bahwa hidup adalah perihal permohonan hamba yang harus dipenuhi Tuhannya.

Apalah makna memaknai hidup bila esensi hidup demikian adanya?

Hidup bukanlah perihal memaksakan menjadi yang sempurna kawan!! Bukan pula perihal perjalanan panjang tanpa belokan. –Bukan demikian.

Coba pejamkan matamu. Lalu nikmati setiap hembusan nafasmu. Baru kemudian berpikirlah kembali, “Apa yang sebenarnya kau tuju? Apa yang sebenarnya kau perjuangkan? Hingga jiwa dan raga kau kerahkan. Hingga pada akhirnya airmata-pun bercecerah, yakni ketika yang kau tuju tak dapat kau genggam. Kembalilah berpikir..  Apa maumu?

Perlukah kau kejar sang sempurna hingga sedemikian rupa? Perlukah kau paksakan ketidakmampuanmu hanya untuk predikat sempurna? Untuk apa? Untuk di pujakah? Atau karna tak mau dihina?
Kemarilah kawan.. bukalah matamu. Kembalilah.. kembalilah pada alam rasionalmu.

Maka dengarlah..
Bahwa manusia itu gudangnya kesalahan. Menjadi tak bisa itu biasa. Menjadi tak menarik apalagi. Menjadi tak sempurna?—Itu adalah suatu keniscayaan yang tiada mungkin hilang dari manusia seperti kita. Karna apa? karna kau hanyalah manusia  biasa. Jadi.. Untuk apa kau kejar predikat SEMPURNA, bila nyatanya tiada insan yang sempurna? Berhentilah. Berhentilah tuk menjadi sempurna. Berhentilah tuk paksakan diri menjadi sempurna. Karna mengejar yang sempurna tiada pernah ada habisnya.  –Obsesi.

Why? Bukankah tiap-tiap manusia memiliki kehendak bebas dalam hidupnya? Tuk menjadi dambaan atau bahkan pujaan, bagaimana bisa bila tak sempurna?

Yes, that's your choice. But look around your self first! Berapa banyak manusia yang memilih melampaui batas setelah dijatuh-cintakan oleh obsesi? Berapa banyak manusia yang dengan sadarnya menghalalkan yang haram hanya demi memperoleh keridhoan diri? Keridhoan diri? Ya, karna kebanyakan manusia selalu menomor satukan ridho dirinya sendiri sebagai motivator kinetik, hingga ia lupa akan Ridho Tuhan yang seharusnya menjadi tumpuan kehidupan.

Maka itulah.. mengejar predikat sempurna adalah suatu kesia-siaan.

Oh.. andai yang kau kejar ialah sempurnamu untukNya, maka kejarlah..! KEJARLAH sampai titik darah penghabisan. Namun nyatanya bukan demikian kawan.. Kau hanya mengejar predikat bergelar sempurna. Yakni predikat dari mereka yang memujamu hingga kau lupa rasakan lara. Begitukan yang kau mau?? Hey kau... MANUSIA-MANUSIA AKHIR ZAMAN..! APA YANG KAU KEJAR? Sudahlah.. jadilah apa adanya kamu.Syukuri, nikmati, perbaiki. Karna semakin kau inginkan kesempurnaan, maka semakin jauh kau dari rasa kebersyukuran.

Maka bersyukurlah.. Berjuanglah.. Berikhtiarlah.. semampu jiwa ragamu,  semaksimal puncak potensimu, pun sebaik-baik versi terbaik dari dirimu. Dan tunggulah, niscaya esok atau lusa “Yang Terbaik” akan menjulukimu. Cukup menjadi yang terbaik. Versi terbaik dari dirimu. Cukup.


Karna yang terbaik tiada pernah menuntut kesempurnaan.  :)




#Belajar bersyukur
#Belajar memaknai hidup

#Memaknai hidup (1)




Semarang, 16/03/2016

-dfz- 

Friday, March 11, 2016

Tak Makna

Semarang, 11 Maret 2016


Untuk yang pertama kalinya aku memberanikan diri untuk menggerakkan jemariku kembali, Tepat setelah 2,764,800 detik lamanya ia termatisurikan oleh takdir kelam. Kini untuk yang pertama kalinya aku memberanikan diri. Memberanikan diri menyapamu lagi melalui tulisan tak bermaknaku ini.
Sebenarnya aku tahu persis, tiada makna aku menulis. Tiada yang dapat kuperoleh dariku menulis. Pun tiada kau yang kan acuhkanku menulis. Tapi entahlah aku tetap ingin menulis malam ini -saat ini. -Di menit, -di detik ketika aku tak tahu lagi dengan cara apa aku meluapkan  rasa rinduku. Ya, aku merindu. Aku merindumu. Teramat. Dan sangat. 

Aku merindu. Merindumu sebagai sahabat lama yang kini telah menjadi kekasih orang. Merindumu sebagai sahabat terkasih yang dulu selalu singgah dalam angan. Pun sebagai sahabat dalam jiwa yang sekarang sedang hanyut dalam kebahagiaan. HEY.. bolehkah aku menyapamu? Sekali ini saja. Bolehkah aku menyapamu? Setelah sekian juta detik kita tak lagi bercakap, setelah sekian ratus ribu menit kita tak lagi bertatap. Bolehkah aku menyapamu sebagai teman lama yang merindu? 

.
.
.


A P A  K A B A R ??

.
.
.


Apa kabar kau, lelaki orang? Kau baik-kan??

Ahh sudah. Aku tak perlu jawabanmu. Pun tak perlu sapaanmu kembali. Karna mendoa perihal kebahagiaanmu, sudah cukup bagiku. Sehingga tanpa jawabmu, aku yakin kau pasti selalu dan senantiasa terjaga. Terjaga dalam cintaNya, pun dalam bahagia. Hmm.. apalagi sekarang kau sudah punya 'dia', dan mereka bilang kau sangat berbahagia atas hadirnya. Haha, akhirnya bahagiamu datang juga. Maka itulah, aku tahu diri. Aku tahu diri untuk tak harapkan sapaan darimu lagi. Sungguh, aku tahu diri lelaki, dan akupun tahu sapaanku ini takkan mungkin mengenaimu, Karna tak mungkin seorang lelaki sombong sepertimu kan luangkan waktu untuk sekedar menoleh ke tempat dimana kutuliskan segalaku tentangmu. dan teramat sangat tak mungkin bila sosok lelaki seperti kau masih sudi mengingat sosok lusuh sepertiku, apalagi setelah kau berhasil dapatkan apa yang kau mau. kau ingatkan apa katamu dulu? kau bilang, kau adalah KAU yang mudah terbawa arus kesombongan. dan sekarang kau sudah berbahagia dengan buah surgawi yang berhasil kau petik dari tangismu pasca tahajjudmu dulu. kau sudah mendapatkan bingkisan terindah dari Tuhan. kau sudah berhasil lelaki!! maka sekali lagi ku gaungkan, "SELAMAT. SELAMAT. DAN SELAMAT. SEMOGA KEKAL HINGGA AKHIR HAYAT."


HAHAHH :') semakin kesini aku jadi semakin mual. Mual menulis tulisanku sendiri yang semakin nyeleneh, OVER, dan tak beraturan-___- Namun entahlah.. Aku masih tetap ingin menulis. Entah kau kan dengarkan atau tidak. Entah kau kan acuhkan atau tak sama sekali. Aku hanya ingin menulis. Menulis tentangmu hingga bongkahan rindu yang sekian lama tersimpan dalam kalbu dapat sedikit saja mencair. Mencair dan kemudian mengalir menjadi muara ikhlas hiasi kedua sudut bola mata. Biarlah. Biarlah ia mencair. Biarlah ia mengalir bagai gerimis hujan yang menyisakan lebam melingkar di tiap sisi tempatnya keluar. 

-----OH ANDAI AIR MATA DAPAT MEMBUKTIKAN CINTA, MAKA IA AKAN SELALU MENETES UNTUKMU. :')



Lelaki, maafkan aku. Maafkan aku yang telah menghakimimu sebagai sosok yang jahat dan bersalah dalam segala hal. Maafkan aku karna telah memarahimu melalui segala kecamuk yang tak bisa ku utarakan. Mohon maafkan aku. 

Lelaki, kau benar. Bahwa aku masih berada di awal pendakian. Dan masih ada berpuluh2 tahun untukku mengarungi hidup. "Kalo umurmu 60 tahun, kau masih punya 40 tahun lagi utk hidup. Tanpa ayah. Dan itu bukan perkara mudah." katamu dulu. Kau ingat itu?
Lelaki, maafkan aku karna pernah miliki niat tak kan menyapamu kembali. Tapi ketahuilah, jauh di dalam kalbu aku teramat menginginkanmu utk menjadi sahabat dan teman curhat di duniaku juga akhiratku. Hanya sahabat. Sahabat. Sahabat sejiwa tempatku luapkan segala kegundahan, pun kerinduan. Aku ingin, aku selalu miliki hak untuk dapat menyapamu dan berbagi lara. Aku ingin selalu bisa mengatakan, "Aku rindu ayah.. aku rindu ayah.. aku..." dan segala cerita tentang rinduku yang tak berujung padanya. Aku ingin kita masih diberi hak untuk saling berbagi cerita, berbagi lara, pun bahagia. Tapi nyatanya semua itu hanya menjadi harapan dalam angan. Tak bisa ku lakukan. Karna aku tak berhak. Ya, aku tak berhak berbagi suka dan duka denganmu lagi. Aku akan kehilanganmu lelaki.. aku akan kehilangan sahabat sepertimu. Karna kau sudah punya dia, dia yang berhak dan berkewajiban dengarkan segala keluhmu. Dan aku? Hanyalah teman. Dan bahkan bila kau anggap aku sahabatpun, itu takkan menjadikan aku miliki hak untuk berbagi lara denganmu. Kita takkan menjadi saling. Dan aku sadar itu. Sadar sesadar2nya dalam ketahudirian. Karna itulah aku kehilanganmu. Kehilangan sahabat sejiwa sepertimu. Dan pada akhirnya takdir kita yang hampir sama ini hanya dapat ku kenang sebagai tragedi 'kebetulan' yang menjaraki kita untuk dapat sekedar berbagi --suka maupun duka. Ya, kita takkan selamanya bisa berbagi. Cukup. Aku kehilanganmu. Selamanya.
Lelaki, kau berhak bahagia. 

YA, KAU BERHAK BAHAGIA.  :')

#Memaknai Kehilangan (1)



13/03/16
-dfz-


Categories

Follow me on Facebook

Follow me on Tumblr

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia

About Author

Hamba Tuhan yang sedang belajar menulis.

Video of Day | Click on the link below to download the video!

Popular Posts