123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Showing posts with label Ahlulbayt. Show all posts
Showing posts with label Ahlulbayt. Show all posts

Sunday, November 13, 2016

Pesan Baginda Rasulullah Sebelum Wafat

(Copas dari sebelah)
Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad , Allah berpesan kepada malaikat Jibril,
“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. 


Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai putriku?”. “Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 
 “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya malaikat ibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” 
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata malaikat Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. 
“Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah *shalat* dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu).”

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu.

Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi Muhammad sudah dilimpahkan kepada Muhammad SAW.

Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya hanya kita yang ada dalam fikirannya. Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut Mengagungkan Pangilan Nabinya.

Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'ala ali Muhammad. <3

Mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda Rosulullah SAW. Aamiin.



If you love Muhammad, SHARE this! :)

Monday, October 10, 2016

Apa Kabar Umat Muhammad? Masih Ingatkan dengan Al-Husain?

Kamu tahu, apa itu  ASYURO'
Bukan hanya sekali saya bertemu dengan umat Muhammad --yang dengan sepenuh hati mengatakan bahwa hari Asyuro' adalah hari yang *membahagiakan. Bahkan hari raya untuk bersenang-senang. Sayang sekali kan? 

APA ITU ASYURO' ? ADA APA DI 10 MUHARRAM? 

Ketika pasukan Al-Husain (72 orang) dikepung pasukan musuh (68.000 orang)

ASYURO'. PERISTIWA TERBANTAINYA CUCUNDA NABI SAW, HUSAIN BIN ALI BIN ABI THALIB SA --DI SEBUAH PADANG BERNAMA KARBALA'.  Sebuah tragedi yang menyayat hati setiap insan. 

Kala itu, Jumat 10 Muharram tahun ke-61 Hijriah.
Al-Husain seorang diri. Tiada kawan. Hanya ada lawan. Al-Husain berjuang-- sendirian. Para pembelanya sudah habis berguguran. Al-Husain meminta pertolongan, tapi tiada satupun jawaban selain cacian pun serangan dari pasukan durjana, Yazid bin Muawiyah. HUSAIN... HUSAIN DIBANTAI. DISERANG RIBUAN PEDANG. DIHUJANI RIBUAN TOMBAK. TUBUHNYA HANCUR. KENINGNYA PECAH. BERSIMBAH DARAH. HUSAIN.. HUSAIN TERJATUH. TERSUNGKUR-SUNGKUR. TERBENTUR-BENTUR. TUBUHNYA HANCUR. DIINJAK-INJAK KUDA. DITENDANG-TENDANG PARA PENDURJANA. TUBUHNYA TERBELAH-BELAH, TERPISAH DARI KEPALANYA. PENDURJANA ITU, MENYEMBELIHNYA. MEMISAHKAN LEHER DARI TUBUHNYA. LEHERNYA DITANCAPKAN DI UJUNG TOMBAK. DIPERTONTONKAN. DIARAK KELILING KOTA. SEMESTA MENANGIS. SEMESTA TERLUKA. SEMESTA BERGELAYUT LARA. HUSAIN..... Husain.. begitulah derita Husain.. begitulah derita di padang karbala'.. begitulah yang sejatinya terjadi pada hari Asyura'. 10 Muharram sampai kapanpun akan selalu menderita. Ya, Asyuro' adalah derita. Dan sampai kapanpun luka di 10 Muharram tak akan pernah berubah menjadi bahagia (layaknya orang-orang bilang bahwa hari Asyura' adalah hari yang membahagiakan). Tidak. Bagi kami--pecinta Al-Husain, derita di 10 Muharram tidak akan pernah berganti wujud menjadi kebahagiaan. 

KAU TAHU HUSAIN BIN ALI KAN????????? Seharusnya kalau kau tahu siapa Al-Husain kau pasti tahu Asyuro'. Seharusnya kalau kau tahu Al-Husain, kau tak mungkin mengatakan bahwa asyuro' itu hari bahagia. Kecuali kalau kau tahu, tapi hanya sebatas tahu. 
Duhai kawanku, kau tahu seberapa besar cinta rasulullah pada cucunya Al-Husain? Kau tahu, betapa terlukanya pun tercabik-cabiknya batin keluarga Muhammad akan derita Al-Husain? Kau tahu kawan? Sungguh, aku percaya kalau kamu adalah salah satu dari umat Muhammad yang belum mengetahui tragedi ini sehingga baru tahu bersamaan dengan ketika kamu membaca tulisanku ini, maka aku percaya batinmu pasti juga ikut terluka. Jelas terluka. Duhai, siapalah yang tak merasakan luka bila belahan jiwa rasulullah didzolimi? Bahkan sungguh.. ini adalah tragedi kedzoliman terbesar. Dan sekali lagi sangat disayangkan, karna tidak semua pecinta Muhammad SAW mengerti akan ini. 
Sekarang, kamu tahukan BETAPA SAKITNYA KELUARGA NABI??????

Lalu,  sisi sebelah mana yang kau bilang MEMBAHAGIAKAN, kawan? sisi yang mana? Ahh barangkali bukan peristiwa ini maksudmu. Barangkali kau memang baru tahu sehingga kau bilang begitu. Bukan -hanya tahu, tapi tak mau mencari tahu, pun tak mau tahu, dan akhirnya menjadi tidak tahu-. Semoga saja, kau tak seperti itu.

Ahhhh, tapi salahkah aku kalau aku tak percaya dengan ketidaktahuanmu? Sungguh, aku tak percaya kalau kau bilang kau mencintai rasul mu sementara kau tak tahu tragedi memilukan itu. Aku tak percaya kalau kau bilang kau mencintai rasul mu sementara keluarganya saja kau tak tahu. Lalu, SEPERTI APA KELUARGA NABI DI MATAMU???? Sungguh, kau harus tahu dan berhak untuk tahu, bahwa AL-HUSAIN LAH SANG PELOPOR AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR. AL-HUSAIN LAH SANG REVOLUSIONER PENEGAK KEBENARAN. ADALAH BELIAU --SAYYIDINA HUSAIN, SANG PENYELAMAT AGAMA ISLAM.

Lalu, bagaimana tanggapanmu akan tragedi memilukan ini??? Bagaimana hati nuranimu? Bagaimana air matamu? Sungguh, aku yakin hatimu pasti jua merasakan pilu kan kawan-kawanku (?) Karna sungguh, akan ada surga bagi setiap mata-mata yang menangisi Al-Husain. Akan ada cinta dari Nabi termulia bagi setiap hati-hati yang mencintai Al-Husain. Pun akan ada pelukan terhangat dari bidadari surga (Fathimah Az-Zahra) bagi jiwa2 yang turut berbela sungkawa atas tragedi yang menimpa putra tercintanya. (Semoga setiap air mata yang terlinang untuk cucunda Nabi tersayang, senantiasa mendapat pelukan dari Sang Maha Cinta pun mereka --para bidadarabidadari kesayanganNya).  

Maka berbelasungkawalah kawan, seperti yang guru besarmu lakukan. IMAM SYAFI'I. Guru besar yang sangat kau teladani. Kau tahu? Air matanya berderai, hatinya merintih --tiap kali mengingat tragedi di 10 Muharram itu. Kau tahukan? Ahh jangan bilang kau tak tahu. Maka bersedialah kau kukasih tahu. Beliau sangat mencintai Al-Husain. Pun kurasa semua pengikut beliau diperintahkan untuk mencintai Al-Husain. 
Barangkali kau pun pernah dengar,

sebuah syair dari beliau (IMAM SYAFI'I) untuk SAYYIDINA HUSAIN SA; 

"Hatiku mengeluh, karena hati manusia sedang merana
Kantuk tak lagi datang, susah tidur membuatku pusing
Wahai siapa yang akan menyampaikan pesanku kepada al-Husain?
Yang dibantai meski tak berdosa
Bajunya seakan-akan dicelup basah dengan warna merah
Kini bahkan pedang pun meratap, dan tombak menjerit
Dan kuda yang kemarin meringkik, kini meratap duka
Bumi berguncang karena tragedi yang menimpa keluarga Muhammad
Demi mereka, gunung-gunung yang kukuh niscaya akan meleleh
Benda-benda langit berguguran, bintang-bintang gemetaran
Wahai cadur-cadur dirobek, demikian juga hati
Orang-orang yang bershalawat untuk dia yang diutus dari kalangan Bani Hasyim
Mereka juga yang memerangi anak-cucunya

Duhai alangkah anehnya!
Jika aku dianggap berdosa karena cinta kepada  KELUARGA MUHAMMAD, Maka aku tak akan bertaubat dari dosaku itu.

[Kitab Diiwan al-Imam assyafii ra, at-Thab’ah Daarul-Kitaab al-’Arobiyyi, Beiruut- Lebanon, Syair ke 15, halaman : 48]

Duhai, sayang sekali ya rasul.. terlampau banyak umatmu yang tak tahu, pun tahu namun tak mau tahu atas musibah besar keluargamu ini. 

Maafkanlah kami.. Maafkanlah kami.. :" 

-Allahummarzuqnaa syafa'atal Husain.. ❤


Semoga, setelah membaca ini kamu mengetahui. Lalu peduli. Pun mencintai----Keluarga Nabi yaa.. . Semoga. Semoga kau, aku, pun kita semua kelak akan berjumpa pada satu surga (yang sama dengan Husainaa).  ุงู„ู‡ู‰ ุงู…ูŠู†๐Ÿ˜Š 


Teruntuk dirimu (saudara-saudari muslimku),
Ketahuilah aku menyayangimu. :)


Smg, 10/10/2016
-dfz-





#Asyuro'
#10Muharram1438H
#TragediPembantaianKeluargaNabi
#Tahukahkamu?
#Mohonmaafbilalisankumenyakitimu 
#Maksudkutakbegitu:)
#SalamUkhuwah @>--

Tuesday, April 5, 2016

Fathimah dalam Konteks Kekinian


#Late Report
20 Jumadi Tsani 1437 H / 30-03-16

Fatimah is Fatimah, kata Syariati. Kehebatan dan kebesarannya tak mampu dilukiskan dgn kata. Tapi persoalannya, apakah Fatimah sekedar romantika masa lalu? Apakah Fatimah hanya kenangan tempo dulu? Apakah ajaran dan ujaran Fatimah sudah menjadi puing-puing sejarah?

Apakah Fatimah sudah menjadi isu yg usang dan tidak relevan diangkat lagi ke permukaan? Apakah pola pikir dan pola sikap ala Fatimah sudah ketinggalan zaman? Dan apakah ide dan gagasan serta pemikiran Fatimah terkubur bersamaan dgn terkuburnya jasadnya?

Tidak! Fatimah bagai matahari yg senantiasa menyinari kehidupan krn Fatimah adalah kehidupan itu sendiri. Fatimah adalah insan kamil yg akal, hati dan jiwanya senantiasa hidup, tumbuh dan menyempurna, meskipun fisiknya tampak kurus dan lemah, tapi keteguhan dan 'azm (tekadnya) melelehkan baja dan menghancurkan gunung yg perkasa.

Fatimah bukan perempuan manja dan berpikir simple/ sederhana  dan gampang mengeluh saat terkena derita,. Fatimah berpikir besar dan berbuat besar dan baginya tiada yang lebih besar daripada Allah Yg Mahabesar. Maka, kehidupan tanpa mengenal Fatimah dan mengamalkan nilai-nilai fatimiyyah adalah kematian dan kegelapan.

Ya, Fatimah nyaris terlupakan dan terpasung oleh kebodohan dan ketidakjelasan tujuan hidup kita. Di mana posisi Fatimah di antara deretan artis dan tokoh nasional dan dunia yg kita kagumi?!  Di mana Fatimah di antara rak-rak buku kita?! Di mana Fatimah dalam doa dan munajat kita? Di mana kisah Fatimah dalam dongeng yg kita ceritakan pada anak dan siswa kita? Di mana pesan moral  Fatimah dalam buku pelajaran kita?! Di mana Fatimah dalam umrah dan haji kita? Di mana Fatimah saat kita berziarah ke makam ayahnya, Baginda Rasul? Di mana Fatimah saat kita berhadapan dgn masalah? Di mana Fatimah dlm setiap sisi hidup kita? Berhargakah Fatimah bagi kita? Hidupkah Fatimah dalam hati kita? Dekatkah kita dgn Fatimah? Asingkah Fatimah bagi kita?
Di mana Fatimah dalam ritual dan majlis kita? Di mana dan di mana...

Wahai para pecinta Zahra Mardhiyyah, beliau dgn tangan kasar hingga kapalan, krn gilingan gandum, Fatimah mempersembahkan Lu'lu dan Marjan, dua penghulu pemuda surga, lalu apa yg kau persembahkan bagi masyarakatmu?! Dengan pendidikan Ilahiah di rumah sangat sederhana dan perabotnya yg mudah diingat (krn saking sedikit dan tidak berharganya), Fatimah menerbitkan cahaya Hasani dan Husaini serta Zainabiyyat dan mencetak anak-anak serta keturunan terhebat dan teralim serta terbaik sepanjang masa. lalu,  kamu dgn kondisi ekonomi dan kehidupan serta tekhnologi yg lebih baik daripada Fatimah, apa yg kamu cetak; apa yg kamu terbitkan; dan apa yg kamu tanam?!

Dgn himpitan dan serangan badai persoalan yg bertubi-tubi mendera dan menyanderanya, yg andaikan musibah hidupnya itu ditimpakan pada siang bolong niscaya ia akan menjadi malam yg gelap gulita, Fatimah tdk pernah stress dan depresi, dan dgn khusuk dan khidmat ia membaca tasbih Zahra dan mengenangi mihrabnya dgn linangan air mata dan teringat ayat, "wala saufa yu'thika Rabbuka fatardha", lalu kenapa Anda cengeng, stress dan galau hanya karena secuil dan sekerikil masalah, memangnya itu masalah buat lu?!

Knapa harus mengurung diri di kamar, knapa harus murung; knapa semuanya harus urung; knapa perut kita harus mules dan badan kita harus lemes krn setitik dan setes problem yg terkadang sebab utamanya bukan dari kita? Di mana spirit survive ala Fatimah?

Anda yg tak tahu menahu ttg Fatimah, tanyakan kpd diri Anda knpa Anda tidak tahu? Maukah Anda tdk tahu selamanya? Knapa Anda membiarkan ketidaktahuan dan kedangkalan pengetahuan Anda ttg Fatimah? Sekarang juga bangkitlah, belilah buku ttg Fatimah, lalu bacalah dan hayatilah! Kalau tidak punya uang, pinjamlah buku bertemakan Fatimah ke perpustakaan atau teman Anda dan update-lah informasi ttg putri kecintaan Nabi saw ini! Anda yg tidak pernah membaca tasbih, doa dan munajat Fatimah, mulai sekarang jadikan salah satu doa Fatimah sbg menu baru doa Anda!

Anda yg sudah merasa tahu dan dekat dgn Fatimah, tunjukkan bukti kedekatan Anda! Apakah Anda yakin bahwa pola pikir dan pola sikap Anda jauh lebih baik daripada orang-orang yg tdk atau kurang mengenalnya?! Apakah Anda rajin mendoakan tetangga dan saudara seiman sbgaimana yg ditradisikan Fatimah, al jar tsumma al dar?!

Wahai Fatimiyyun ( orang-orang yg merasa berafiliasi dgn Fatimah), terutama kaum hawa, di mana Iffah zahraiyyah (Fatimah menggunakan hijabnya ketika bertemu dgn pria buta)?! Knapa kalian dgn gampang dan teledor membuka hijab dan mempertontonkan aurat kalian (rambut dan bagian yg mesti tertutup) kpd pria-pria yg masih melek dan mencicil?! Pantaskah kalian masuk di Madrasah Az Zahra dgn sikap spt ini?!

Saat Fatimah ditanya, apa yg terbaik bagi kaum wanita, beliau menjawab, pria tdk melihat wanita dan bgt juga sebaliknya. Lalu knapa kalian dgn begitu gampang bertemu dgn non-muhrim dan bersenda gurau tidak pada tempatnya?!  Knapa di pesta dan pelbagai acara wanita-pria berbaur tanpa batas dan nilai-nilai iffah ditinggalkan?!

Saat hari pertama pasca pernikahan dgn Fatimah, Nabi saw bertanya kpd Sayyidina Ali, bagaimana kau menilai Fatimah? Ali menjawab, Ni'mal 'aun fi tha'atillah ( sebaik-baik penolong dlm ketaatan kpd Allah). Maka, wahai para istri, sudahkah kamu menjadi sahabat dan penolong terbaik bagi suami kalian dalam mendekatkan diri kpd Allah?!

Pernakah kalian mengajak suami kalian berdoa dan bermunajat serta tadarusan bersama?!
Sudahkah kalian mengurusi suami kalian dgn baik dan ikhlas?!

Saat Fatimah wafat,  Ali- dgn derai air mata yg membasahi pipi--secara emosional dan menyentuh berujar: :Aku serahkan amanat dan titipanmu ya Rasul saw sesuai dgn perintah dan pesanmu, tanpa cela dan cacat secara spiritual dan moral. Aku rela padanya dan dia pun rela padaku."

Maka, wahai para suami, sudahkah kalian menjaga istri kalian dgn sebaik mungkin?! Apakah lisan kalian tdk menyakiti istri? Apakah tangan kalian tdk gampang melayang dan mulut kalian tdk memaki hanya urusan sambel kurang pedes, kopi kurang pahit dan masakan kurang lezat?! Apakah kalian dapat menjaga amanat Ilahi yg besar ini, mitsaqan ghalizha (janji agung)?!

Apakah perilaku kalian memuaskan istri kalian?! Apakah rumah tangga kalian benar-benar menjadi madrasah yg saling asah, saling asih dan saling asuh?! Apakah kalian para suami hanya memposisikan sbg guru dan tidak mau jadi murid (tdk mau belajar dan menerima kritik)?! Apakah kalian gengsi menerima saran dan tegoran serta kritikan istri yang membangun?! Apakah cinta kalian thdp istri tulus alias for nothing or because something?!

Dan akhirnya, hari ini kita memperingati Milad Fatimah az Zahra, tgl 20 Jumadil Akhir. Kelahiran Fatimah berarti kelahiran cahaya dan terbitnya hidayah. Mentari Fatimah terbit dan tdk pernah tenggelam dalam hati pencintanya. Dosa dan kebodohanlah yg menenggelamkan kita dan kemudian menjauhkan kita dari bahtera Fatimah. Kelalaian kitalah yg membuat warisan dan pustaka Az-Zahra terabaikan dan terlupakan.

Tidak cukup hanya mengatakan, aku pecinta atau keturunan Fatimah tanpa disertai usaha serius menapaktilasi jalan dan gagasan Fatimiyyah serta menyuntikkan semangat dan gelora Fatimi dalam setiap derap langkah kita dan setiap mengambil keputusan yg kita ambil.

Cinta Fatimah tanpa makrifat dan upaya meneladani dan mengikuti, serta keharmonisan langkah pecinta dan yg dicintai adalah omong kosong dan spt pepatah tong kosong nyaring bunyinya. Berapa kali Anda merayakan Milad Fatimah?! Lalu apa hubungan milad ini dgn hutang yg blm Anda bayar, padahal Anda punya uang lebih?! Apa benang merah milad ini dgn akhlak buruk yg masih menjadi ciri khas Anda?! Memperingati Milad Fatimah, tp sholat tdk tepat waktu, bahkan terbiasa meng-qadha sholat, kok bisa?!

Milad Fatimah, tp mulutnya tetap menyakiti org lain, kok bisa?! Milad Fatimah, tp anak-suami atau istrinya tdk puas dgn sikapnya, kok bisa?! Milad Fatimah, tp kurang peduli dgn sesama, kok bisa?! Milad Fatimah, tp bakhilnya minta ampun, kok bisa?!

Bila manusia selembut dan sedahsyat Fatimah belum mampu mengubah Anda, siapa gerangan yg mampu mengubah Anda?! Apa artinya Milad ini kl tidak disertai perubahan dari yg buruk menjadi baik, dari yg baik menjadi lebih baik, dan dari yg
lebih baik menjadi yg terbaik. Bila hari ini sama dgn hari kemarin itu kerugian dan kebodohan, demikian kata Sayyidina Ali.

Marilah peringatan Milad Fatimah kita jadikan momentum evaluasi diri dan introspeksi diri bahwa Fatimah telah memberikan segalanya bagi kita, lalu apa yg kita berikan kpd beliau?!

Kisah hidup dan nilai yg ditawarkan oleh az Zahra  harus selalu menjadi inspirasi kehidupan kita. Jadi, Milad ash Shiddiqah ath Thahirah Fatimah az Zahra yg sebagian merayakannya sbg hari wanita sedunia tdk hanya disimbolkan dgn pemberian bunga thdp orang-orang yg kita cintai, spt ibu, saudari, istri, dan putri kita, tp lebih daripada itu bagaimana kita mampu mentransfer akhlak Fatimiyyah dlm diri kita sehingga membuat orang-orang di sekitar kita berbunga-bunga. Dengan, kata lain menperingati hari kelahiran Fatimah bermakna mentransformasi diri biasa menjadi luar biasa; diri kurang menjadi lengkap dan sempurna. Di samping itu, kita juga perlu merekontruksi bangunan pola pikir dan paradigma kita dgn kontruksi pola pikir ala Fatimah. Krn biasanya kegagalan mengubah pola sikap itu didahului atau dilatarbelakangi kegagalan mengubah pola pikir. Dan  kegagalan melakukan transformasi (perubahan) di dua sisi tersebut menyebabkan Fatimah yg begitu terpuji dan tersanjung dalam teks/ literatur keagamaan justru terpasung oleh pengikut dan pencintanya sendiri.

Terakhir aku ucapkan Salam kepadamu wahai putri Nabi saw di saat engkau dilahirkan, Salam kepadamu saat engkau mengorbankan segalanya demi Kebenaran, Salam kepadamu saat engkau wafat dalam keadaan syahid dan didzalimi dan salam atasmu saat dibangkitkan nanti untuk memberi syafaat kepada pengikut dan pecintanya.. Ya Wajihataan Indallah, Isyfa'i Lanaa Indallah

-Abuthalib Husein Almuhdar-

#Fathimah Azzahra (SA)
#Proud of Fathimah
#Kami bangga atas kelahiran Fathimah
#Wiladah
#20JumadiTsani

Friday, April 1, 2016

Ziarah Sayyidah Fathimah Zahra (SA)

*📜           زيارة              📜

🙌  بسم الله الرحمن الرحيم

✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ رَسُولِ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ نَبِيِّ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يا بِنْتَ حَبِيبِ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ خَلِيلِ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ صَفِيِّ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ أَمِينِ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ خَيْرِ خَلْقِ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ أَفْضَلِ أَنْبِياءِ الله وَرُسُلِهِ وَمَلائِكَتِهِ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يابِنْتَ خَيْرِ البَرِيَّةِ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ ياسَيِّدَةَ نِساءِ العالَمِينَ مِنَ الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ يا زَوْجَةَ وَلِيِّ الله وَخَيْرِ الخَلْقِ بَعْدَ رَسُولِ الله،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ ياأُمَّ الحَسَنِ وَالحُسَيْنِ سَيِّدَيْ شَبابِ أَهْلِ الجَنَّةِ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ أَيَّتُها الصِّدِّيقَةُ الشَّهِيدَةُ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكِ أَيَّتُها الرَّضِيَّةُ المَرْضِيَّةُ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ أَيَّتُها الفاضِلَةُ الزَّكِيَّةُ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ أَيَّتُها الحَوْراءُ الاِنْسِيَّةُ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ أَيَّتُها التَّقِيَّةُ النَّقِيَّةُ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ أَيَّتُها المُحَدَّثَةُ العَلِيمَةُ ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ أَيَّتُها المَظْلُومَةُ المَغْصُوبَةُ ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ أَيَّتُها المُضْطَهَدَةُ المَقْهُورَةُ ،
✋ السَّلامُ عَلَيْكَ يافاطِمَةُ بِنْتَ رَسُولِ الله وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكاتُهُ.
🙌  صَلَّى الله عَلَيْكِ وَعَلى رُوحِكِ وَبَدَنِكِ أَشْهَدُ أَنَّكِ مَضَيْتِ عَلى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكِ وَأَنَّ مَنْ سَرَّكِ فَقَدْ سَرَّ رَسُولَ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَآلِه،ِ وَمَنْ جَفاكِ فَقَدْ جَفا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ آذاكِ فَقَدْ آذى رَسُولَ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَآلِه،ِ وَمَنْ وَصَلَكِ فَقَدْ وَصَلَ رَسُولَ الله صَّلى الله عَلَيْهِ وَآلِه،ِ وَمَنْ قَطَعَكِ فَقَدْ قَطَعَ رَسُولَ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَآلِهِ، لاَنَّكِ بِضْعَةٌ مِنْهُ وَرُوحُهُ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْهِ،
👋 أُشْهِدُ الله وَرُسُلَهُ وَمَلائِكَتَهُ أَنِّي راضٍ عَمَّنْ رَضِيتِ عَنْه،ُ ساخِطٌ عَلى مَنْ سَخَطْتِ عَلَيْهِ مُتَبَرِّيٌ مِمَّنْ تَبَرَّئْتِ مِنْهُ مُوالٍ لِمَنْ وَالَيْتِ، مُعادٍ لِمَنْ عادَيْتِ، مُبْغِضٌ لِمَنْ أَبْغَضْتِ، مُحِبُّ لِمَنْ أَحْبَبْتِ، وَكَفى بِالله شَهِيداً وَحَسِيباً وَجازِياً وَمُثِيباً
✋ 

Salam atasmu duhai putri Rasulullah. Salam atasmu duhai putri Nabi Allah. Salam atasmu duhai putri kekasih Allah. Salam atasmu duhai putri kesayangan Allah Salam atasmu duhai putri pilihan Allah. Salam atasmu duhai putri kepercayaan Allah. Salam atasmu duhai putri makhluk terbaik Allah Salam atasmu duhai putri Nabi yang paling utama, putri Rasul yang paling utama dan mailakatnya Salam atasmu duhai putri manusia terbaik. Salam atasmu duhai penghulu wanita semua alam, dari yang pertama dan terakhir. Salam atasmu duhai istri wali Allah, sebaik-baik makhluk setelah Rasulullah saw. Salam atasmu duhai bunda Al-Hasan dan Al-Husain penghulu pemuda ahli surga. Salam atasmu duhai as-shiddiqah dan as- syahiidah. Salam atasmu duhai yang rela dan direlai. Salam atasmu duhai yang utama dan suci. Salam atasmu duhai manusia bidadari. Salam atasmu duhai yang taqwa dan suci. Salam atasmu duhai yang berbicara dengan malaikat dan yang alim. Salam atasmu duhai yang teraniaya dan yang dirampas. Salam atasmu duhai yang diperah dan dikuasai haknya. Salam atasmu duhai Fathimah, putri Rasul, semoga rahmat Allah juga berkah-Nya (dilipahkan atasmu). Semoga shalawat Allah selalu atasmu, ruhmu dan jasadmu, aku bersaksi bahwa engkau berada di atas kebenaran dari Tuhanmu, dan siapa yang telah menyenangkanmu, berarti telah menyenangkan Rasul Allah saw. Siapa yang menyakitimu berarti menyakiti Rasulullah saw. Siapa yang menghubungimu berarti menghubungi Rasulullah saw. Siapa yang memutuskan hubungan denganmu berarti telah memutuskan hubungan dengan Rasulullah saw. Karena engkaulah darah dagingnya, serta ruhnya yang ada pada kedua sampingnya Sebagaimana sabda Rasulullah saw,‘Saya mempersaksikan pada Allah, rasul-rasul dan para malaikat-Nya bahwa saya rela dari siapa yang engkau relai (wahai Fathimah) dan murka pada siapa yang engkau murkai Saya berlepas diri dari orang yang engkau berlepas diri darinya, Saya mencintai pada siapa yang engkau cintai, Saya memusuhi pada siapa yang engkau musuhi, Saya marah pada siapa yang engkau marahi, Saya sayang pada siapa yang engkau sayangi. Cukuplah Allah sebagai saksi, Yang akan memperhitungkan, Yang akan membalas dan mengganjar.     

*زيارت حضرت فاطمه زهراء(عليها السلام) اَلسَّلامُ عَلَيْكِ يا مُمْتَحَنَةُ، امْتَحَنَكِ الَّذي خَلَقَكِ، فَوَجَدَكِ لِمَا امْتَحَنَكِ صابِرَةً، اَنَا لَكِ مُصَدِّقٌ، صابِرٌ عَلي ما اَتي بِهِ اَبُوكِ وَوَصِيُّهُ، صَلَواتُ اللهِ عَلَيْهِما، وَاَنـَا اَسْئَلُكِ اِنْ كُنْتُ صَدَّقْتُكِ اِلاّ اَلْحَقْتِني بِتَصْديقي لَهُما لِتُسَرَّ نَفْسي فَاشْهَدي اَنّي ظاهِرٌبِوَِلايَتِكِ، وَوَِلايَةِ آلِ بَيْتِكِ صَلَواتُ اللهِ عَلَيْهِمْ اَجْمَعينَ.

*Ziarah Bunda Sayyidah Fathimah Az-Zahra’ a.s.

Telah diriwayatkan bahwa barang siapa berziarah padanya (Fathimah Az-Zahra‘a.s.) dengan menggunakan Ziarah ini dan memohon ampun pada ALLAH SWT, niscaya Allah akan mengampuninya dan memasukkannya ke dalam 'Keadaan Surga'.

اله بحق فاطمه و ابيها و بعلها و بنيها و سر المستودع فيها ...

Sholawat.. ...

Tuesday, January 26, 2016

Pengemis yang Mencintai Ali

#Copas dari sebelah.

✏ Setelah menguburkan jenazah (Imam Ali bin Abi Thalib as), Imam Hasan dan Imam Husein as, beserta orang-orang yang menyertainya kembali ke Kuffah.

Di tengah perjalanan, mereka melihat pengemis tua dan buta sedang duduk ditengah bangunan yang hancur, ia terlihat dalam keadaan gelisah dan menangis. Lalu Imam Hasan dan Imam Husein bertanya : “ Siapa engkau dan mengapa gelisah dan merintih ? “

Si pengemis itu menjawab :“ Aku adalah orang asing dan miskin.

Ditempat ini aku tak punya kawan dan tempat mencurahkan isi hati. Sudah setahun aku berada di kota ini. Dan setiap hari ada seorang yang baik hati kepadaku dan selalu menanyakan keadaanku, dia juga selalu membawakan makanan untukku.

Sungguh , dia orang yang sangat baik hati. Tapi sudah berapa hari ini tak datang.

Lalu Imam bertanya :

“ Apakah engkau mengetahui namanya ?”

Pengemis : “ Tidak !”

Imam : “Apakah engkau tidak menanyakan namanya ?”

Pengemis : “ Aku sudah menanyakannya, tapi dia malah berkata : "Apa urusanmu dengan namaku. Aku mengurusmu hanya karena Allah semata.”

Imam berkata :

“ Wahai Bapak(pengemis), bagaimanakah rupa orang itu ?”

Pengemis :

“ Aku orang buta, jadi aku tak tahu bagaimana rupanya..”

Imam bertanya :

“ Apakah engkau punya petunjuk dari perkataan dan prilakunya ?”

Pengemis :

“ Lisannya selalu berzikir kepada Allah. Ketika bertasbih (subhanallah) dan bertahlil (membaca Laila haillah) bumi dan zaman, pintu dan dinding, seirama dengan suaranya. Ketika duduk disampingku, dia selalu berkata : "Orang miskin duduk dengan orang miskin, Orang asing duduk bersama orang asing.”

Imam Hasan, Imam Husein, Muhammad bin Hanafiah, dan Abdullah bin Ja’far mengenali orang baik hati itu. Mereka saling bertatapan dan berkata :

“Wahai Bapak(pengemis), semua tanda-tanda yang engkau sebutkan itu adalah tanda-tanda ayah kami, Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib”

Si pengemis itu berkata :

"Kalau begitu, mengapa sudah tiga hari ini dia tidak datang padaku ?”

Imam Husein menjawab :

“Wahai bapak…seorang yg  celaka telah memukul kepala beliau dengan pedang, dan kami baru saja kembali dari penguburannya."

Sesaat mengetahui kejadiannya, pengemis itu langsung berteriak dan merintih menangis. Dia menjatuhkan dirinya ke tanah dan menaburkan tanah keatas kepalanya.

Lalu ia berkata :

“Apa kelayakan yang kumiliki sampai-sampai Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib sudi mengurusku ? mengapa beliau dibunuh ? Imam Hasan dan Imam Husein berusaha menenangkannya."

Lelaki (pengemis itu) merapatkan tubuhnya ketubuh Imam Hasan dan Imam Husein sambil berkata dan berharap :

“Aku bersumpah demi kakek kalian dan ruh suci ayahanda kalian, bawalah aku ke pusaranya “

Imam Hasan memegang tangan kanannya sementara Imam Husein tangan kirinya. Lalu keduanya membawanya ke dekat kubur Imam Ali. Lelaki tua itu menjatuhkan tubuhnya diatas pusara Imam.

Dalam keadaan menangis dan merintih ia berkata :

“Ya Allah ….. aku tak tahan berpisah dengan ayah yang berbaik hati ini, Dengan kebenaran penghuni liang kubur ini, cabutlah nyawaku.”

Allah mengabulkan seketika doa pengemis tua dan buta itu. Selang beberapa lama kemudian si pengemis menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemudian dimandikan, dikafani dan dishalati oleh Imam Hasan dan Imam Husein lalu dikuburkan di sekitar taman suci itu dekat dengan makam Imam Ali bin Abi Thalib as.

# Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia seperti Ali bin abi thalib

# Allahumma Shalli ala Muhammad Wa Ali Muhammad

Tuesday, December 29, 2015

Keluasan Ilmu Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Copas dari sebelah | BACALAH sejenak!!

KELUASAN ILMU IMAM ALI BIN ABI THALIB: Menjawab Tiga Pertanyaan Pemuka yahudi Tentang Allah.

Satu kejadian di zaman khalifah pertama (Abu Bakar), ada sekelompok
yahudi dari negeri Syam, mereka adalah rahib rahib yahudi yang hafal akan isi Taurat dan Injil, mereka
datang dari Syam menuju Madinah untuk menemui khalifah pada saat itu, sesampainya di pintu gerbang kota Madinah mereka dihalang oleh kaum
muslimin, hal ini dikerenakan non-muslim tidak diperkenankan memasuki Haramain (kota Mekkah
dan Madinah), ditanyakanlah maksud kedatangan mereka, lalu pemuka yahudi tersebut menjawab,
"Kami datang dari Syam dengan membawa emas berpeti peti ingin berjumpa dengan khalifahnya Muhammad, hanya untuk menanyakan tiga pertanyaan, jika kalian bisa
menjawabnya maka kami akan masuk Islam dan emas yang berpeti peti ini
ambillah untuk dibagikan kepada kaum fakir dan miskin.

Maka dipanggillah khalifah pertama untuk menemui mereka.

Selang berapa lama datanglah khalifah pertama lalu menanyakan apa
maksud tujuan mereka datang, pemuka yahudi tersebut menjawab,
"Kalian jangan sakit hati dengan pertanyaan pertanyaan yang kami lontarkan, kami katakan tadi bahwa jika kalian bisa menjawab ketiga pertanyaan kami maka kami bersedia masuk Islam dan memberikan semua emas yang kami bawa tapi, jika kalian tidak mampu
menjawabnya ketahuilah bahwa kalian adalah pembohong dan pada dasarnya Nabi kalian adalah juga seorang pembohong."
.
Lalu Abu bakar berkata;
"tanyakankah"

Pemuka yahudi lalu berkata;
"Kami tidak akan bertanya sebelum kalian menjamin keselamatan kami."

Lalu Abu Bakar bersumpah;
"Demi Allah yang memiliki alam semesta ini kalian aman".

Si yahudi berkata;
"Baiklah kalau begitu, pertanyaannya adalah apa yang tidak diketahui oleh Allah, apa yang tidak dimiliki oleh Allah dan apa yang tidak ada pada Allah?"
.
Lama Abu Bakar terdiam karena kebingungan akan pertanyaan si yahudi tersebut.

Sementara Abu Bakar termenung pemuka yahudi tersebut bertanya lagi
kepadanya;
"Siapakah nama anda?"

Abu Bakar menjawab;
"Aku Abu Bakar".

Si yahudi bertanya lagi;
"Nama lain anda?"

Abu Bakar menjawab;
"Abu Qohafah".

Si yahudi berkata;
"Aku tidak pernah mendengar nama nama ini di dalam kitab terdahulu".

"Tapi tidak masalah, jawablah pertanyaan pertanyaan tadi".
.
Ditengah tengah kebingungannya
datanglah sahabatnya yaitu Umar bin Khattab.

Umar berkata;
"Aku yang akan menjawab, ulangilah pertanyaannya"

Si yahudi berkata;
"Sebelum aku mengulangi pertanyaan, aku mau tanya siapa anda?"

Umar:
"Aku Umar ibnu Khattab".

Si yahudi:
"Nama lain anda?"

Umar;
"Abu Hafshah"

Si yahudi lagi lagi berkata;
"Aku belum pernah mendengar nama nama ini, tapi tidak apa apa".

Lalu diulangilah pertanyaannya kepada Umar, rupanya Umar pun sama dengan Abu Bakar iaitu tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena terlalu lamanya menunggu jawaban akhirnya si yahudi mengambil kembali peti peti yang berisikan emas dan beranjak ingin pergi sambil berkata;
"Ketahuilah bahwa kalian pembohong dan Nabi kalian pembohong".
.
Mendengar perkataan si
yahudi, sahabat Abu Bakar (i.e. Umar) langsung mengeluarkan pedang dari sarungnya, si yahudi lalu berkata;
"Apakah engkau akan melanggar sumpah kalian bahwa kalian akan
menjamin keselamatan kami?"
Karena malunya maka Umar memasukkan kembali pedangnya.

Tidak lama Ammar bin Yassir berkata;
"Wahai rahib, tunggulah sebentar, akan aku datangkan seseorang yang bisa menjawab seluruh pertanyaan kalian
dan saya jamin itu."

Si yahudi lalu berkata;
"Panggillah".

Berlarilah Ammar bin Yassir
memanggil Imam Ali bin Abi Thalib kw, sambil berteriak;
"Ya Abal Hasan, ya Abal Hasan selamatkanlah Islam".

Pada masa itu Imam Ali as sedang bersama kedua putranya, mendengar
seruan Ammar lalu pergilah Beliau menemui rahib yahudi.

Si yahudi terkaget melihat kedatangan Imam Ali as karena masih muda, lalu
mereka bertanya;
"Siapa anda?"

Imam Ali :
"Aku Haidar dihadapan ibuku, aku Uli di Zabur, aku Ili di Taurat, aku Ilya di Injil dan aku Ali di al Qur'an,
Lalu bertanyalah!"

Yahudi;
"Apa yang tidak di ketahui oleh Allah?"

Imam Ali;
"Allah tidak tahu ada yang menandingi"

Yahudi;
"Apa yang tidak dimiliki oleh Allah?"

Imam Ali;
"Istri dan anak"

Yahudi;
"Apa yang tidak ada pada
Allah?"

Imam Ali;
"Kezaliman".
.
Lalu mereka (yahudi) berkata;
"Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah dan aku bersaksi bahwa engkau (Imam Ali) adalah khalifah Rasulullah".

Salawat.
اللهم صل على محمد و ال محمد و عجل فرجهم وفرجنابهم

Monday, July 6, 2015

Kisah Kesyahidan Manusia Agung (Sy. Ali bin Abi Thalib) yg konon tak banyak telinga mendengar

Did U know??
-bacalah sejenak๐Ÿ˜Š-

Pada bulan Ramadhan tahun 40 Hijriah itu, setiap hari Imam Ali mendatangi anaknya untuk berbuka dan sahur bersama. Terkadang beliau mampir di rumah Imam Hasan, kemudian besoknya mendatangi Imam Husein, di hari ketiga mendatangi putrinya Zainab, dan di hari keempat berbuka dan bersahur di rumah putrinya Ummu Kalsum.
Hari itu adalah Jumat yang cerah, tanggal 19 Ramadhan tahun 40 H. Di rumah Ummu Kaltsum di Kufah, di wilayah yang sekarang disebut sebagai Irak, Ali seperti merangkum sejarah dan perjuangan pahit getir para Nabi sejak Adam hingga Ibrahim di tanah Babilonia.
Pada malam 19 itu, Ummu Kalsum mendapat giliran berbuka bersama ayah tercintanya. Dia menyuguhkan menu berbuka dalam dua nampan, satu berisi roti kering dan lainnya berisi susu masam. Imam Ali menegurnya: “Bukankah kau sudah tahu bahwa aku selalu mengikuti putra pamanku Rasulullah yang tidak pernah makan sajian dalam dua nampan sepanjang hidupnya? Maka mohon angkatlah salah satunya. Barangsiapa yang makan dan minumnya enak di dunia ini maka perhitungannya akan lama kelak di hadapan Allah… .”
Ummu Kulsum menuturkan bahwa malam itu Imam Ali makan sangat sedikit dari roti kering yang kusuguhkan dan memperbanyak ucapan hamdalah dalam tiap suapnya. Selesai makan sedikit, Imam segera bangkit untuk melaksanakan shalat yang lama. Imam terus dalam keadaan rukuk, sujud, bermunajat, berdoa yang khusyu, dan sering-sering keluar rumah untuk melihat langit. Sekali di antaranya dia berujar: “Ya, ya…inilah malam yang dijanjikan kekasihku Rasulullah.”
Di malam itu, Ali sempat tertidur sejenak dan terbangun cepat.
Ummu Kaltsum, putri bungsu Fathimah Azzahra ‘alayhas-salam itu, lantas menuturkan apa yang terjadi di detik-detik yg paling mempesona dari kehidupan ksatria langit, kekasih Allah dan Rasulullah ini sebagai berikut.
Ummu Kaltsum mengatakan: “Aku melihat ayahku shalat hingga tengah malam. Di serangkaian shalatnya, beliau sebentar-sebentar keluar rumah, menengok sejenak ke langit dan kembali lagi untuk shalat. Tangisannya lebih panjang dari biasanya. Rukuknya lebih lama, sujudnya lebih lama. Lantunan munajatnya pun lebih syahdu dari hari-hari biasanya.”
Malam itu, dalam perjalanan menuju Masjid Kufah, Imam Ali beberapa kali menengok ke langit.
Sesampainya di masjid Kufah, dia mendapati Ibnu Muljam tidur telungkup. Dia pun menasehatinya: “Innas sholata tanha ‘anil fahsyai wal munkar. Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan fasik dan munkar."
Yang disapa dan dinasehati membatu, tak kunjung beranjak.
Lalu Imam Ali berkata lirih: “Kau sepertinya bertekad mengerjakan sesuatu yg sangat berbahaya, sangat mengerikan. Kalau aku mau, akan kuceritakan padamu apa yang ada di balik bajumu itu...”
Setelah azan subuh tanggal 19 Ramadhan berkumandang, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib kembali keluar masjid, dan menengok ke fajar yang menyingsing. Kemudian dengan suara parau, beliau mengucapkan selamat berpisah kepada fajar:
”Wahai Fajar.. sepanjang Hayat Ali.. Pernahkah engkau muncul dan mendapatkannya tertidur ??
Di mihrabnya, Ali memulai shalatnya seorang diri. Dia seperti sengaja memperpanjang ruku' dan sujudnya. Ibnu Muljam tahu persis, betapa Ali tak pernah mempedulikan apapun saat shalat. Dia kemudian datang mendekat. Dan dari depan, dia mulai mengayunkan pukulan ke kepala Ali, tepat saat Ali ingin bangun dari sujud pertamanya.

Darah lalu mengucur deras. Dahi Ali koyak. Janggutnya meneteskan darah. Tapi tak ada erangan dari mulut Ali. Justru yang keluar dari mulut sucinya adalah pujian pada Allah: “Bismillah, wa billah wa ‘ala millati Rasulillah…
Dengan suara lantang, Imam Ali kemudian berteriak: “Fuztu wa Rabbil Ka’bah…Demi Tuhan Ka’bah, sungguh aku telah berjaya.”
Seiring dengan suara Imam Ali, seluruh penduduk Kufah mendengarnya. warga berhamburan keluar rumah untuk menuju masjid jami Kufah.
Ummu Kalsum yang mendengar suara itu dari rumah sontak menjerit lirih: “Waaah Abataaah, Waaah Aliyaah”
(Oooh Ayahku, Ooooh Aliku).
Yang pertama datang menyaksikan Imam Ali bercucuran darah adalah putra sulungnya, Hasan.
Imam Hasan menuturkan bahwa Imam Ali terus berusaha melengkapi rangkaian shalatnya sambil duduk. Badannya menggigil. Setelah salam, dia mengusapkan tanah sujud ke dahinya yang merekah sembari mengucapkan firman Allah dalam surat Thaha ayat 55: “Dari tanah, kalian Kami ciptakan, dari tanah pula kalian Kami kembalikan dan bangkitkan.” 
Semua kejadian dimalam itu disaksikan oleh seluruh putranya, terutama Hasan yang tak kuasa menahan airmata. Imam Ali meminta Hasan untuk mengimami jamaah shalat. Beliau mengikuti dari belakang dengan gerakan isyarat sambil terus membersihkan cucuran darah dari kening sucinya.
Seusia shalat, Hasan langsung kembali menengok ayahnya, didampingi Husein dan seluruh putra Ali yang lain.
Hasan: Duhai Ayahku, tak kuasa aku melihatmu begini…sungguh ini sangat menghancurkan hatiku. Berat sekali bagiku melihatmu seperti ini.
Imam Ali membuka matanya lalu berkata: Anakku Hasan…jangan bersedih. Sebentar lagi aku tidak akan merasakan kegetiran apapun. Aku telah melihat Kakekmu Muhammad Al-Musthafa, Nenekmu Khadijah Al-Kubra, Ibumu Fathimah Azzahra, dan para penghuni surga berjejer menyambut kedatanganku... Tegarlah dan kuatkan hatimu.
Hasan kemudian meletakkan kepala ayahnya di pangkuannya untuk membersihkan darah yang tak berhenti mengucur. Tak lama berselang, Imam Ali pingsan dalam pelukan Hasan. Jerit tangis membahana ke seluruh arah. Hasan pun langsung menciumi wajah ayahnya demikian pula putra-putra Imam yang lain.
Derasnya airmata Hasan menyadarkan Imam Ali. Imam pun langsung bertanya: “Anakku Hasan, untuk apa tangisan ini? Jangan bersedih atas keadaan ayahmu. Apakah kau bersedih atas keadaanku padahal esok kau akan dibunuh dengan cara diracun dan adikmu Husein akan dibunuh dengan tebasan pedang. Lantas kalian semua akan menyusulku bersama kakek dan ibu kalian.”
Setelah kekacauan terjadi, salah seorang di antara khalayak belakangan masuk membawa Ibnu Muljam. Orang curiga dia lari menjauh dari mesjid dengan pedang berlumur darah sementara seluruh penduduk justru menuju masjid.
Kematian telah mendekati Ali. Luka di dahinya begitu dalam. Tapi musibah itu tak merusak karakter keadilan yang larut dalam darah dan dagingnya. Dia melarang orang membalas pada Ibnu Muljam.
Imam Ali berkata kepada manusia terkutuk itu “Aku tahu engkau akan membunuhku…Pasti…Tapi sesungguhnya aku masih berharap pada Allah adanya perubahan pada diri dan nasibmu.”
Ibnu Muljam tak kuasa mendengar kalimat setinggi itu. Dia menangis dan bertanya “Ya Amirul Mukminin, afa anta tunqidzhu man finnaar (apakah engkau bisa menolong orang yang sudah masuk neraka)?”
Ali menjawab dengan memerintahkan anak-anaknya mencari susu. Dia kehausan dan meminta mereka mempersilahkan Ibnu Muljam meminumnya lebih dahulu, sedangkan Imam meminum sisanya. Dan inilah minuman susu terakhirnya...
Assalamu'alaika ya Amirul Mu'minin ya Abal Hasanain as...



                                  (ุงู„ู„ู‡ู… ุงู„ุนู† ู‚ุชู„ุฉ ุงู…ูŠุฑ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† (ุน

Categories

Follow me on Facebook

Follow me on Tumblr

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia

About Author

Hamba Tuhan yang sedang belajar menulis.

Video of Day | Click on the link below to download the video!

Popular Posts