123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Sunday, October 29, 2017

Tahu Rasanya Mati?



Kamu terlihat sangat lelah. Mukamu kucel. Jilbabmu sudah jauh dari kata rapi. Sudah tidak seperti tadi pagi yang serba wangi. Tapi kamu tak peduli. Kamu terus berjalan melewati mereka. Lalu sempoyongan menaiki anak tangga. Tangan kananmu menenteng sebuah plastik kresek berisi makanan. Tangan kirimu juga membawa es kopi yang kamu beli di warung depan. Ditambah lagi beban dipunggungmu yang sedari pagi menggendong tas berisikan beberapa buku dan sebuah laptop. Tapi kamu bodo amat. Kamu tetap semangat menaiki anak tangga menuju lantai paling atas. Meski tersandung-sandung, kamu tak peduli. 

Sekarang kamu sudah sampai di tangga terakhir. Tersisa 3 anak tangga lagi untuk bisa melihat pintu kamar kosan. Dan akhirnya kamu sampai. Sekarang kamu berdiri beberapa meter dari pintu kamar kosmu. Hampir saja mau melangkahkan kaki, tapi tak jadi. 

Sesuatu membuatmu terkejut. Ada sosok misterius di samping pintu kamarmu. Wajahnya samar2. Silau. Entah terkena sinar lampu atau bagaimana. Yang jelas dia seorang lelaki berkopyah. Umurnya mungkin sudah 50 an. Tapi dia tidak melihatmu. Karena penasaran dan deg-degan, segera kau berbalik badan lalu kau sembunyikan badanmu yang kurus itu di balik dinding tangga. Kamu bersembunyi di situ sambil memantaunya dari jauh. Kamu gemeteran, tapi penasaran. Lelaki itu tersenyum, namun sesekali menghela napas panjang tapi tidak terdengar napasnya. Kau memantaunya terus, tanpa berkedip. Setelah beberapa menit berdiri, ia mulai menjauh. Ia berjalan menjauhi kamarmu dengan wajah menunduk. Jalannya cepat sekali. Kamu pun memutuskan untuk terus mengikutinya karena penasaran. 

Kamu berlari mengejarnya. Berlari hingga napasmu tersengal-sengal. Hingga akhirnya kamu tiba di padang pasir yang tandus dan sunyi. Tiada siapapun kecuali kau dan lelaki tadi yang kini berjalan beberapa meter di depanmu. Kamu mengamati sekeliling. Memang tidak ada siapa-siapa. Kamu terus mengikutinya. Tapi lama-lama jalannya menjadi semakin pelan. Sepertinya ia kelelahan. Tak beda jauh dengan ragamu yang akhirnya tertidur pulas di kasurmu yang penuh dengan kertas fotocopyan. 

Ia berhenti sebentar. Lalu duduk dan meluruskan kaki. Tak lama kemudian kamu melihat seorang anak kecil mendekatinya. Ia menggenggam sesuai. Lalu diberikan kepada lelaki paruh baya itu. “Assalamualaikum. Pak, saya punya 2 buah apel untuk bapak. Semoga dapat memberikan energi pada tubuh bapak.” Dengarmu samar-samar. Lelaki itu menerimanya. Lalu memegang tangan anak kecil itu dan berkata, “Terimakasih nak. Kalau boleh tahu, dari mana kamu mendapatkannya nak? Pandangannya beralih ke arah apel yang digenggamnya.
“Apel pertama dari istri bapak. Apel kedua dari putri kedua bapak. Kedua apel ini adalah wujud dari surat fathihah yang telah mereka bacakan kepada bapak. Barusaja mereka membacanya.” Lelaki itu tertegun. Lalu meneteskan air mata. Sepertinya ia terharu.
Setelah bicara ini itu, anak kecil itu pamit. Lelaki paruh baya itu pun lantas memakan kedua buah apel dari istri dan putri tercintanya. Sementara kamu sedari tadi hanya diam membisu. Namun tatapanmu masih tajam, tak henti-hentinya mengamati perilaku lelaki misterius itu. “Ahh kenapa wajahnya masih saja samar-samar? Tapi dari postur tubuhnya.. …” Kamu berhenti bergumam. Air matamu menetes. Mungkin kamu lelah. Atau teringat sesuatu?

Ya. Kamu teringat sesuatu. Kamu ingat sekarang. “Ini malam Jumat?” Kamu mulai mengingatnya. Kamu menangis sejadi-jadinya. Lalu berlari entah kemana. Ruhmu berlari kencang. Napasmu tersengal-sengal. Lalu jatuh. Ambruk. Tersandung kayu yang tergeletak di halaman depan rumah. Ya. Sekarang kamu berada di rumah. Rumah keluargamu yang sudah kau tinggal lama. Ternyata suasana rumahmu masih seperti biasanya. Tidak berubah. Masih sepi dan sunyi. Masih terdengar suara jangkrik yang bersaut-sautan. Malam di rumahmu memang selalu begitu. Tak jauh berbeda dengan suasana di padang pasir yang kau kunjungi beberapa menit lalu. 

“Buk? Ibuk? Aku pulang!” teriakmu sambil berlari ke dalam rumah. “Ibuk? Adek? Kalian di mana?” teriakmu lagi. Namun tidak ada balasan. Mereka tidak menjawab. Tapi kamu mendengar jelas suara itu. Suara mereka mengaji, entah di mana. Kamu berjalan cepat ke kamar depan. Tapi kau tak menemukannya. Lalu beralih ke kamar belakang. Tapi tak juga ada. Lalu kau beringsut ke ruangan di sebelahnya. Tepat. Ternyata mereka berdua sedang mengaji di ruang persholatan. Mereka tampak khusyu’ membaca al-Qur'an. “Hmmmmm.” Kamu menghela napas panjang. Hatimu lega. “Ibuk. Ibuk sudah baca Yasin kan? Ima kelupaan,” katamu sambil bersandar di dinding persholatan. Lalu kamu mendekat. Menyentuh pundak ibumu. Tapi ada yang aneh. Beliau tidak meresponmu. “Dek?” Kamu menyapa lagi sambil menepuk bahu adikmu. Tapi tetap saja, mereka tidak meresponmu. “Ibuk??????” Kamu jadi panik. “Ahh apa yang terjadi dengan diriku? Mereka tidak melihatku? Mereka tidak mendengarku??” gerutumu dalam hati. Air matamu menetes. Kamu menangis lagi. Lalu melangkah meninggalkan mereka. Kamu berjalan gontai menuju ruang tamu. Lalu duduk di kursinya. Kamu tertunduk. Diam. Lalu menghela napas panjang. “Huuuhhhhhhhhhh.” Dan seketika kamu berhenti menangis.
“Maafkan aku pak, dunia memperdayaiku,” katamu lirih sambil menatap tajam ke arah jendela.

Pikiranmu mengembara lagi. Menstimulasi kakimu untuk melangkah lari. Ya. Lagi-lagi kamu berlari kencang. Sang waktu seolah menyeretmu. Kamu merasa kesal, namun tak punya daya. Sepanjang jalan pikiranmu terbelah. Kamu memikirkan Ibumu Di rumah. Pun tugas ini-itu mu yang belum juga terselesaikan. Harusnya kamu tetap berada di rumah. Tapi kamu juga harus meneguk kopi agar kantukmu hilang dan bisa nugas lagi. Tapi hal-hal itu malah tak kau hirauan. Kau hanya memikirkannya namun tindakanmu berkebalikan. Kau makin menjauhi rumah. Pun tak mampu sedikitpun menggerakkan tangan kananmu untuk mengambil kopi. Ragamu terlalu lelap. Sementara ruhmu hampir frustasi. 

Kamu terus saja berlari. Di hantam angin dini hari, pun diserbu cemas yang tiada henti. Langkahmu benar-benar tidak bisa dihentikan. Kamu seperti disetir oleh intuisi. Disetir ke sebuah tempat yang sebenarnya ingin sekali kau kunjungi, tapi alam sadarmu tidak menyadari. Ya. Intuisi itu mengarahkan langkahmu. Dan sekarang kau sudah sampai.

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya kau sampai di suatu tempat yang kau kunjungi diawal perjalananmu malam ini. Padang pasir. Ya. Kau sampai di padang pasir lagi. Tapi sekarang kau sendiri. Benar-benar sendiri. Rasa takut dan khawatir pun perlanan mencengkeram ruhmu. Bukan takut kegelapan, bukan. Bukan pula takut akan kesendirian. Tapi kamu takut, kamu tidak bisa lagi memantau perjalanan-nya; sosok lelaki misterius yang kini sudah kamu ketahui identitasnya. Kamu takut ia kelelahan. Kamu tidak tega bila ia sendirian. Lalu kamu memutuskan untuk tetap di situ. Kamu akan tetap tinggal di padang pasir itu, hingga kau bisa menemukannya dan mencium kedua tangannya. Tapi nampaknya lelaki paruh baya itu sudah pergi. Entah. Mungkin perjalanannya masih panjang. Mungkin juga sudah sampai tujuan. 

Dadamu mulai sesak. Lalu kamu mulai terisak. “Tunggu aku! Aku ingin menemanimu!” katamu lirih.
Lelah menangis, kamu akhirnya ambruk. Memeluk pasir. Hanyut ke dalam mimpi-mimpi. Seperti mimpimu malam ini. Ya. Kau sejatinya sedang bermimpi. Tak sadarkah kau?
“Ima Im.. Bangun nak! Bapak di sini!”
Tapi suara itu bukan mimpi. Sama sekali bukan mimpi. Kamu tahu persis itu benar-benar suara lelaki paruh baya yang sedang kau cari-cari. Lalu kau berusaha bangun. Kau kumpulkan ruhmu. Lalu menyapanya.
“Bapak? Bapak di sini?” Ia hanya menimpalinya dengan senyum. Lalu buru-buru pergi lagi. Ia melangkah cepat entah kemana. Seakan tidak mau kalau kamu ikut bersamanya. “Bapak!” teriakmu lagi. Kau coba mengejar, tapi kakimu teramat kaku. Kakimu tidak bisa digerakkan sama sekali. “Pak, tunggu!” Tubuhmu semakin kaku. Seperti diikat kuat, tidak bisa ke mana-mana. Lalu sekuat tenaga kau paksa kakimu melangkah. Kau memaksanya, dengan sisa kekuatan yang kau punya. “Bapakk tungguuuuu!!!!” Teriakanmu makin keras. Hingga akhirnya kau berhasil mendobrak pintu alam sadarmu. 


—BRAKKKKKK—– (Kamu terjun dari ranjang)

Matamu melotot. Lalu lompat ke atas ranjang. 
“Astagfirullah…. INI MALEM JUMAT???? KU BELOM BACA YASIN!! BELOM BACA APA-APA!!!!” 
Demikianlah keluhmu, mengakhiri perjalanan mimpi di malam ini.

***

Bapak memang begitu. Selalu saja menemuiku tiap kali aku nakal. Tapi sekarang tidak lagi. Entah. Sudah berbulan-bulan ia tidak menemuiku lagi. Padahal aku sedang nakal-nakalnya. Apa dia marah? 

Pak, tahu tidak? Mimpiku hampa tanpamu. Kapan alam bawah sadarku bisa menemani perjalananmu lagi? Aku ingin tahu rasanya mati. Biar aku tidak nakal lagi. (:


-theEnd-



Tembalangsweet, 18/10/17 | ©DFZ


  

#kelasmenulismediaberkarya
#kmmdk
#kmmdk03
#mediaberkarya
#dikerjakandalamtempoyangsesingkatsinfkatnya
#harapmaklum:v

Pengagum Rahasiamu




Di sepanjang perjalanan hidupnya,
setiap manusia pasti pernah memiliki pengagum rahasia. Yang diam-diam mengaguminya. Tanpa tahu siapa orangnya.


Di sepanjang perjalanan hidupnya,
setiap manusia tentu pernah melakukan hal yang membuat sebagian orang tergila-gila. Namun ia tidak pernah menyadarinya. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa sesuatu yang menurutnya biasa saja, bisa terlihat luar biasa di mata mereka. 


Di sepanjang perjalanan hidupmu,
tentu kamu pernah menjadi bermanfaat bukan? Menjadi penguat bagi mereka yang dirundung kesedihan. Atau sekadar menjadi penyemangat lewat kata-kata bijak yang tak sengaja kau ucapkan. Siapapun kamu, tentu pernah menjadi sosok yang bermakna bagi mereka. Atau bagi diri-nya; yang entah siapa.


Percayalah!
Di sepanjang hidupmu, kamu pernah menjadi sesuatu yang berharga. Menjadi permata yang ingin dimiliki oleh sebagian manusia. Menjadi sebab melengkungnya senyuman mereka. Atau sekadar menjadi inspirasi bagi-nya untuk menjadi lebih bijaksana. Dan kamu (mungkin) tidak pernah menyadari keberadaannya. Karena ia/mereka lebih memilih diam. Enggan menyatakan. 


Percayalah!
Sepanjang hidupmu,
kamu hanya perlu menjadi ORANG BAIK.
Lebih baik.
Semakin baik.

Sebab penggemar rahasiamu, amat menginginkanmu menjadi yang terbaik.

Iya.
Siapapun kamu, kamu pasti punya penggemar.
Jadi jangan pernah lelah untuk terus bersinar!


Iya.
Kamu,
punya banyak penggemar!

. . 
 
 Jeparadise, 12/8/17 | ©DFZ

Thursday, March 30, 2017

Tunggulah!


Tunggulah!
Bila yang akan kamu tunggu itu sesuatu yang berharga, maka tunggulah. Karena mungkin tidak akan ada lagi yang demikian. Karena menunggu itu pun tidak untuk selamanya kan? Tidak akan menghabiskan seluruh hidupmu kan?

Bila yang akan kamu tunggu itu adalah sesuatu yang benar-benar membuat hidupmu akan menjadi lebih baik, maka tunggulah. Meskipun orang lain kehabisan sabar terhadap kesabaranmu, biarkan saja. Karena kamu lebih tahu tentang dirimu sendiri dan sesuatu yang sedang kamu tunggu itu. Kamu mungkin bisa mendapatkan pengganti yang lebih cepat, tapi menunggu akan membuat sesuatu menjadi semakin berharga.

Bila yang akan kamu tunggu adalah sesuatu yang pasti datangnya, maka jangan ragu untuk menunggu. Karena jarak dalam satuan waktu akan mengajarkan kita bagaimana menahan hawa nafsu, bagaimana kita menahan diri, dan bagaimana kita mengisi waktu dengan hal-hal yang baik selama menunggu.

Dalam menunggu, kamu harus membayar dengan waktumu untuk sesuatu yang paling kamu inginkan. Sebuah harga mahal dari menunggu, karena waktu kamu tidak akan pernah bisa diganti bahkan dikembalikan. Dan untuk sesuatu yang berharga, aku percaya kamu siap membayar semua itu.

Dan bila kamu memintaku untuk menunggu, aku akan melakukannya. Karena aku tahu kamu sangat berharga dan aku juga tahu bahwa menunggu ini tidak selamanya, tidak akan menghabiskan seumur hidup.

Tunggulah sebentar. Sabar atau kamu akan kehilangan.

©kurniawangunadi

 

Monday, February 27, 2017

Khasiat dari Kesibukan

Bagi seorang *prokrastinator,  *menjadi sibuk* adalah salah satu peluang (besar) untuk memperbaiki regulasi dirinya. Tapi sayangnya, hanya sedikit yang menyadari hal tsb. Saya pun baru menyadarinya beberapa ribu detik yg lalu—–saat makan malam setelah seharian berkutat dg kesibukan akademik & organisasi. Saya baru menyadari bahwa buah *termanis* yg berhasil saya dapatkan dari kesibukan yg saya jalani sekarang, bukan hanya sekedar ilmu pengembangan diri dari sisi kognitif saja, tetapi lebih dari itu, ternyata  perkembangan pada sisi konasi (psikomotorik) juga tidak kalah tinggi.
Dan bodohnya, saya baru menyadarinya sekarang. 

Bahwa melalui *kesibukan, seseorang dapat merubah kebiasaan yg melekat kuat pada dirinya, bahkan tabiat buruk sekalipun.
Anggaplah bahwa sering menunda-nunda pekerjaan (prokrastinasi) adalah tabiat buruk. Dan saya adalah salah satu subjek dari tabiat buruk tsb. Yaaaa bisa dibilang saya ini salah satu dari sekian banyak prokrastinator di bumi Tuhan. Dulu sih begitu, tapi entah sekarang.
Jelasnya, yg ingin saya katakan adalah,
bahwa menjadi sibuk adalah peluang besar bagi seseorang untuk memperbaiki regulasi dirinya. Menjadi sibuk adalah solusi bagi para pemilik manajemen waktu yg buruk. Dengan kata lain, kesibukan adalah obat mujarab bagi para prokrastinator. 

Obat mujarab? Ya.
Sebab melalui kesibukan, kita akan banyak belajar tentang waktu. Tentang prioritas, juga tanggung jawab. Kita belajar bagaimana memanfaatkan waktu yg hanya 24 jam untuk menyelesaikan sekian banyak urusan yg harus diselesaikan dalam sehari. Sebab dalam situasi semacam itu, seseorang akan dipaksa alam bawah sadarnya untuk berpikir tentang  bagaimana urusan yang sangat banyak itu dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Pada saat makan, hendak tidur, bermalas-malasan, beban kesibukan akan selalu hinggap memenuhi pikiran yang pada akhirnya mendorong kita untuk beranjak dari kemalasan tsb. 

Seperti yg saya alami sekarang. Akhir2 ini saya dibuat cemas oleh sekian banyak urusan yg mendera terus2an. Seakan2 waktu 24 jam yg saya punya, tidak akan cukup untuk menyelesaikan semua urusan itu. Beban kesibukan pun mengambil peran menjadi alarm pengontrol yg mampu menjauhkan saya dari aktivitas2 yg tidak menguntungkan. Saya seakan dipaksa untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dari mulai bangun tidur hingga kembali tidur lagi. Mengatur strategi agar waktu 24 jam yg saya punyai, tidak habis dengan percuma. Dan memang, saya sangat merasakan betapa kesibukan telah berhasil memperbaiki manajemen waktu yg saya miliki. Saya benar2 merasakan perubahan yg sangat berarti melalui kesibukan (yg sepertinya teramat melelahkan) ini. 
Dan bodohnya, saya baru menyadarinya sekarang. Ya, saya baru menyadari bahwa ternyata menjadi sibuk itu teramat menguntungkan. Sungguh, menjadi sibuk itu teramat menguntungkan. 

Jadi,
Apabila tanganmu terasa sangat kaku untuk digerakkan, dan kakimu terlalu berat untuk berjalan, maka ingatlah bahwa menjadi sibuk adalah obat mujarab yg kau butuhkan.

Sebab apabila prokrastinasi adalah penyakit, maka *kesibukan adalah obatnya. 
Nggak percaya? Buktikan saja! 



Smg, 27/02/17
©DFZ

Tuesday, February 7, 2017

The Main Point is "Acceptance"

"Baiklah. Kau kukuiklaskan. Kukembalikan pada Tuhan."

Nyatanya, untuk mengeluarkan ungkapan semacam itu, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kesabaran, juga kerelaan. "Kudu ikhlas," kalau kata ustajah sih begitu. 



Well.. Actually, the main point is "Acceptance". Kamu akan mengetahui & merasakan sisi baikmu, apabila kamu telah *menerima sisi surammu. 
 
Anggaplah bahwa *move on (pindah ke lain hati)* adalah sisi baik, dan *mantan* adalah sisi suram. Dimana mereka bilang, berhasil move on adalah puncak dari kebahagiaan dan mengingat mantan adalah sumber dari sirnanya kebahagiaan. Lalu berkembanglah dogma bahwa cara paling ampuh untuk bisa move on adalah dg *menolak keberadaan Mantan*. Menutup rapat2 telinga, dan menghindar dari apa2 yg berbau mantan. Yaaa barangkali mereka beranggapan bahwa dg menghilangkan sisi suram dalam hidupnya, maka kebahagiaan akan mereka rasakan.
Benar begitu kan? Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa kunci dari kebahagiaan itu terletak pada sejauh mana mereka bisa menerima sisi2 suram yg ada dalam hidupnya. Bukan malah mengingkarinya. 

Anggaplah bahwa jatuh cinta itu salah satu hal yg bisa membuat orang bahagia, dan patah hati itu sebab dari hilangnya kebahagiaan itu sendiri. Lalu utk bisa jatuh cinta lagi, kamu melarikan diri dari hal2 yg bisa membuatmu patah hati. Menciptakan berbagai macam *penolakan* atas hal2 yg membuat memar ulu hati. Menolak keberadaan mantan, menghindari tempat2 bersejarah yg bila kau melewatinya hidungmu akan mencium bau mantan, dan lain sebagainya. Seakan-akan kau ingin melenyapkan sosok bernama mantan beserta embel2nya dari alam semesta. Dan apabila kamu dapat melakukannya, kamu akan merasa puas luar biasa. Sebab menurutmu itulah cara paling ampuh menuju bahagia.
Tapi lucunya, ketika kamu tidak sengaja berpapasan dg sisi surammu itu, hatimu kembali memar tak ketulungan. Air di pipimu mengucur begitu saja. Menangisi sisi suram bernama mantan yg katamu sudah kau bumihanguskan. Yuhu, pada akhirnya penolakanmu atas hal2 suram dalam hidupmu hanya akan membuatmu terus bergelayut pilu. Dan apabila tidak segera ditangani, akan melahirkan berbagai macam penyakit hati. Membenci mantan, memutuskan hub. persahabatan dg mantan, mengingkari keberadaan mantan di bumi Tuhan, itu termasuk dari jenis2 penyakit hati kan?
So, what should you do?
Kembali lagi pada kalimat awal,
Actually, the main point is Acceptance. Kamu akan mengetahui & merasakan sisi baikmu, apabila kamu telah *menerima sisi surammu. Yap. Kamu akan bisa merasakan kebahagiaan, apabila kamu telah *menerima* ketidakbahagiaanmu.

Anggap saja move on adalah sumber kebahagiaan, dan mantan adalah sumber dari sirnanya kebahagiaan. Maka terimalah kenyataan itu. Kenyataan bahwa mantanmu yg dulu selalu kau dambakan, bukanlah sosok terbaik yg dipilihkan Tuhan. Terima, nikmati, syukuri. Bahwa kebahagiaan itu ada ketika kau mampu menerima dan *mensyukuri apa2 yg tidak kau sukai.
Memang begitu, sekali2 kau memang perlu berbincang2 dg sisi surammu. Mengenalnya lebih dekat, menerimanya, lalu bersyukur sebanyak-banyaknya.
Bahwa tanpa adanya sisi suram, manusia tak akan pernah mengenal kebahagiaan.
Bahwa melalui sisi suram, Tuhan ingin mengajarimu banyak hal.
Benarkan? SekiaEnd. 

°
°
°

Oiya kelupaan.
Cuma mau bilang, btw tulisan ini saya buat sebagai respon dari kejenuhan saya akan banyaknya teror pertanyaan model begini, "Bu psikolog, caranya buat muvon gimana ya bu? Aku begini begene dan begono nih... then blablablablablaaaa"
Lalu aku cuma ketawa dan bilang, "Wakwak.. mantan? Dibuang sayang, ditimbun jadi sampah pikiran. Lalu mau kau apakan?"
Dan kami pun terbahak-bahak.
"Adoh bro..bro, coba aku tau caranya. Pasti sudah kuobati diriku sendiri jauh2 hari," kataku dalam hati. :v


Jpr, 7/2/17
~dfz~

Saturday, February 4, 2017

Belajar dari Patah Hati

"Apa? Kau pernah merasakan patah hati yg luar biasa sakitnya? Waw. Sama dong, aku juga. Ah tak usah malu begitu, itu *wajar2 saja kok. Apa lagi utk gadis yg sedang berada di masa penantian sepertimu. Kecuali kalau kau tak mengambil secuil pelajaran pun dari pengalaman itu, barulah kau wajib utk merasa malu. Btw, apa yg kau dapat dari patah hatimu itu? Kau mempelajari sesuatu?" kataku pada sorang sahabat.

"Okelah kalau kau masih belum mau cerita. Tak apa. Sekarang aku yg cerita ya..

Aku juga sama sepertimu. Pernah jatuh cinta, pernah patah hati pula. Lalu jatuh cinta lagi, dan patah hati lagi. Tapi setidaknya aku mengantongi banyak pemahaman dari pengalaman menyakitkan itu. Dan itu yg membuatku bersyukur. Bahwa melalui patah hati lah Tuhan mengajariku banyak hal. Salah satunya, Ia membuatku paham mengapa aku dipatah-hatikan. Ya, Ia membimbingku utk *mengintrospeksi diri. Apa yg salah dg diriku? Apa yg salah dg hatiku? Bukankah jatuh cinta adalah anugerah? Oh, atau barangkali caraku yg keliru? Iya, caraku keliru. Mungkin aku terlalu berlebihan. Mencintai scr berlebihan, melambungkan harapan scr berlebihan, pun menangisi dg berlebihan. Dan cara2 seperti itulah yg pada akhirnya membuatNya cemburu. Lalu Ia pun mengingatkan dg mengenalkanku pada kehilangan. Karna aku tak sanggup memaknai kehilangan, akhirnya aku teridap penyakit patah hati. Ya, aku patah hati, yang sebenarnya itu karena ulahku sendiri. Bukan karena dia atau Dia yg mematah-hatikan. Sebab seandainya cinta yg kutumbuhkan tidak terlalu dalam, pun harapan yg kusemogakan tidak terlalu berlebihan, pasti aku tak akan se-memar itu kan? Semuanya akan biasa saja. Mungkin memang terluka, tapi tak sampai membuatku harus menyeka air mata. Jadi ini salahku, yang telah mencintai dg cara yg berlebihan.

Yap. Begitulah aku memaknai kehilangan. Memaknai patah hati dg mengambil banyak pelajaran. Bahwa patah hati itu hal yg wajar. Yang tidak wajar adalah ketika kau membiarkan hatimu memar, sementara tak ada secuil makna pun  yang dapat kau jadikan pelajaran.

Memang begitu. Berada di masa2 penantian itu memang melelahkan. Mencintai orang yg salah, mengabaikan orang2 yang belum tentu salah, pun menerka-nerka "Apakah dia orangnya? Atau dia yg lain?" yg semua itu hanyalah pengandaian semu yg bila tidak dikondisikan akan membuat hatimu patah.

Maka dari itulah aku mulai mencoba berbenah.
Sekarang aku telah melupakan dia, yg karenanya hatiku patah. Lalu mengagumi dia yg lain, yg entah mengapa mengaguminya membuatku lebih bersemangat utk berbenah. Jadi kupasrahkan saja rasa kagum ini padaNya. Agar rasa ini hanya sebatas kagum saja, tanpa dibumbui oleh cinta (yg semoga hanya *belum pada waktunya). Moga saja dia orangnya ya.. Jangan dia atau diaa. Dia (yg kukagumi) saja. 
Tuhkan aku berandai lagi -.- :v

Yuhu.. Itulah risiko yg harus dihadapi di masa2 menanti, sobat! Masa2 dimana kita harus pandai menjaga diri pun hati. Berat memang. Orang bilang masa2 penjagaan diri memang berat. Makanya jangan dipikul sendiri. Sini curhat! Apa yg kau pelajari dari patah hatimu itu?

Iya, sekarang gantian kamu yg cerita. Apa yg kamu dapat dari patah hatimu itu? Apa kau mempelajari sesuatu?"

jelasku panjang lebar pada sorang sahabat yg kerap kupanggil, "kamu!" (Gak usah sebut nama ah, nanti orangnya malu :v)

Jpr, 3/2/17
-dfz-

Tuesday, January 24, 2017

Jadilah Sebab Kebaikan!

Malam ini ada serbuk kopi yg menempel di *pipi. Aku jd susah tidur. Kepikiran secuil kalimat. Satu kalimat dr ibu dosen yg sayangnya bukan dosen filsafat. Aku sering menyebutnya pesan. Alarm kehidupan lebih tepatnya. Dulu beliau selalu bilang, "Jadilah sebab kebaikan, nak!" Selalu diulang2, tiap kali pertemuan. "Jadilah sebab kebaikan!" Bahkan aku pun tak segan2 mengabadikan kalimat itu di beberapa halaman depan buku catatan. "JADILAH SEBAB KEBAIKAN!" Begitu aku menulisnya. Besar. Memakai huruf kapital. Tebal. Harapannya, agar aku bisa menjadikannya sbg alarm kehidupan. Bahwa hidup adalah untuk menjadi sebab kebaikan. Untuk keluarga, kerabat, orang terdekat, pun semesta. Bahwa menjadi pribadi baik adalah kewajiban. Dan menjadi sebab kebaikan adalah suatu keharusan. 

Dan malam ini, kalimat itu kembali mengusik pikiran. Aku telah lama melupakan satu hal. Entah lupa, atau barangkali baru menyadarinya sekarang. 

Bahwa sudah menjadi suatu keniscayaan bagi seorang anak untuk menjadi sebab kebaikan bagi kedua orang tuanya.

Bahwa sudah menjadi tugas kita (sebagai anak) untuk menata keluarga kita menjadi lebih baik. Lebih baik dari sebelum keberadaan kita di dunia. 

Bahwa menjadi sebab kebaikan adalah sebuah harapan yg selalu disemogakan orang tua manapun kepada buah hatinya. 

Bahwa sudah seharusnya,
aku menjadi sebab lebih baiknya keluargaku. Menjadikan orang tuaku pada khususnya dan saudara-saudariku pada umumnya sebagai pribadi yang lebih mengetahui & memahami banyak hal. Sebab aku ada, untuk menjadi sebab dari lebih baiknya mereka. 

Sebab seorang anak lahir ke dunia bukan semata2 untuk menjadi seorang murid sepanjang masa. Bukan. Kedua orang tuamu memang guru terbaikmu, tapi bukan berarti kewajiban membimbing hanya berlaku untuk keduanya saja. Aku, kamu, kita tak lupa kan? 

Bahwa sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menularkan ilmu. Sebab bukan hanya buah hatimu kelak yg menantikan tularan ilmu darimu, tapi orangtuamu juga diam2 sangat mengharapkan.

Memang begitu. Sekali2 kamu memang perlu merangkap peran menjadi murid sekaligus guru bagi kedua orang tuamu, pun semesta yg rindu diajari olehmu.
Kamu tak lupakan? Ah moga saja cuma aku yg kelupaan.
Tuhan, makasih ya.. sudah diingatkan 

Bahwa aku punya kewajiban.

Yaitu "menjadi sebab kebaikan". 

 
Sudah malam. Sekian. :)



Jpr, 24/01/17
~DFZ

Sunday, November 13, 2016

Pesan Baginda Rasulullah Sebelum Wafat

(Copas dari sebelah)
Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad , Allah berpesan kepada malaikat Jibril,
“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. 


Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai putriku?”. “Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 
 “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya malaikat ibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” 
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata malaikat Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. 
“Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah *shalat* dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu).”

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu.

Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi Muhammad sudah dilimpahkan kepada Muhammad SAW.

Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya hanya kita yang ada dalam fikirannya. Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut Mengagungkan Pangilan Nabinya.

Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'ala ali Muhammad. <3

Mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda Rosulullah SAW. Aamiin.



If you love Muhammad, SHARE this! :)

Friday, November 11, 2016

HUKUMAN yang Tidak Terasa // Ibroh

Betapa sering Allah menghukummu, tapi engkau tidak merasakannya.

(Copas dr sebelah)

Seorang murid mengadu kepada gurunya:
_"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita"_.
Sang Guru menjawab dengan tenang:
_"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa"_.
_"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: *Sedikitnya taufiq*  (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan"_.
Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari *"kekerasan hatinya dan kematian hatinya"*.
Sebagai contoh:
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah *mencabut darimu rasa bahagia dan senang* dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di harapannya..?
Sadarkah engkau *tidak diberikan rasa khusyu'* dalam shalat..?
Sadarkah engkau, bahwa  beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
_"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah"_.
Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...
Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???
Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???
Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???
Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???
Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???
Semua *bentuk pembiaran* ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya...
Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.
Karena *hukuman yang paling ringan* dari Allah terhadap hambaNya ialah:
_*"Hukuman yang terasa"* pada harta, atau anak, atau kesehatan._
Sesungguhnya *hukuman terberat* ialah "Hukuman yang tidak terasa" --pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.
Karena itu wahai sahabat2ku, Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu. :)


If you love Allah, SHARE this!

Ingatkan saudara-saudari muslimmu! :)

Monday, October 24, 2016

Penyakit Kronis Kaum Hawa #2

Pernah suatu hari saya terheran, menerka-nerka mengapa sikap dosen kesayangan saya tak seceria biasanya. Ada apa gerangan? Beliau seperti sedang kecewa, entah dengan siapa. Seakan mau mengutarakan kekecewaannya, beliau pun berkata,
"Sekarang penyakit TIDAK PERCAYA DIRI sudah menggerogoti KAUM HAWA nak."
"Maksud ibu?" tanyaku tak paham.
"Lihat saja sekarang, segala upaya di lakukan utk menarik perhatian," kata beliau menjelaskan.
Saya yang sudah berusaha keras untuk memahami tapi tidak juga paham pun kembali bertanya, "Perhatian bu?"
Seakan tahu gelagat saya yang kebingungan, beliau pun menjelaskan lebih panjang,
"Wanita yang Percaya Diri pasti yakin, TANPA HARUS memamerkan perhiasan berharga miliknya pun ia sudah bisa membuat seorang atau bahkan lebih kaum adam jatuh hati padanya. Jika benar ia PERCAYA DIRI maka ia tak akan malu dan justru akan sangat bangga ketika mengenakan pakaiannya--yang berbahan tebal, longgar, serta lebar, --menutupi seluruh perhiasan yang ada padanya. Dan jika ia memang benar-benar wanita yang PERCAYA DIRI, maka sekejappun takkan pernah ia biarkan martabatnya jatuh karena tingkah lakunya yg tak mengenal akhlak."
Saking khusyu'nya mencerna perkataan beliau, saya jadi terbengong.
"Can you catch what I mean, dear?" lanjutnya yang spontan membuat saya sadar dari keterbengongan itu.
Dengan sigap saya pun menjawab, "Siap bu.. saya mengerti. Hanya saja saya tidak pernah berpikir kearah itu. Mengkorelasikan antara ketidak-percayaan diri dengan pemakaian hijab. Itu pembicaraan yang sangat menarik bu.. hehe"

Cukup menggelitik bukan, apa yang yang telah beliau utarakan?
Bagi saya, apa yang diutarakan ibu dosen memang benar adanya. Mengapa?

Coba cermati kalimat ini, “I feel more confident without  hijab. And I’m so unconfident wearing it.. No, I don’t wanna wear it. Coz It just cover my beauty. So, if I wear it, I’m not pretty.”

Kalimat di atas adalah salah satu contoh alasan yang dilontarkan kaum wanita muslim atas ketidakinginannya dalam mengenakan hijab. Meskipun kalimat tersebut hanyalah hasil dari asumsi saya pribadi, akan tetapi saya bisa pastikan bahwa kalimat tersebut pasti pernah atau bahkan selalu hadir di dalam setiap hati mereka––para wanita yang KTPnya berstatuskan “Islam” akan tetapi enggan mengenakan hijab. Ketidakpercayaan diri inilah yang tanpa disadari menjadi motivasi terbesar mereka untuk tetap berpenampilan terbuka, --menonjolkan bagian-bagian dari fisiknya yang dapat membahagiakan setiap mata yang melihatnya. Percayakah Anda?

Mari sejenak kita berkaca pada fenomena-fenomena berbau ‘wanita’ di negeri Nusantara. Apakah masyarakat di negeri ini mengenal yang namanya prostitusi? Tentu jawabannya adalah Ya. Mengapa? Tentu sebagian besar akan menjawab, karena banyaknya kasus dan berita. Atas dasar apa mereka melakukannya? Kalian pun pasti akan melontarkan berbagai macam persepsi. Entah karena intensitas hasrat seksualnya yang tinggi, keinginan mendapatkan kepuasan seksual yang berlebihan, pun alasan-alasan lain yang kesemuanya sangat erat kaitannya dengan “perilaku menarik perhatian lawan jenis”.

Apa buktinya? Tentu saja, pakaian-pakaian mereka yang super vulgare adalah hal pertama yang bisa disoroti. Lalu, penampilan mereka dalam berias atau menggunakan make up yang berlebihan, perilaku mereka yang seolah-olah ingin memperlihatkan ke-sexy-an, bahkan sampai pada tindakan mengoperasi bagian fisik tertentu sebagai upaya menutupi kekurangan dan mempercantik diri.

Menurut Anda, apakah orang-orang semacam itu memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi terhadap dirinya? Percaya diri dengan tindakan-tindakan mempercantik diri misalnya, atau berpenampilan seperti bintang Hollywood misalnya. Apakah perilaku-perilaku tersebut mencerminkan kepercayaan diri yang tinggi? Apakah mereka –yang berperilaku seperti itu adalah orang-orang yang bisa menerima keadaan dirinya sendiri beserta seluruh kekurangan yang melekat padanya? Bagaimana menurut Anda?

Kalau menurut saya, orang-orang semacam itu bisa dikatakan memiliki penerimaan diri yang rendah. Dengan kata lain, mereka belum sepenuhnya bersyukur atas segala kondisi real yang dimilikinya. Sehingga apabila penerimaan dirinya rendah, maka tingkat percaya dirinya pun rendah. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa penerimaan diri dan kepercayaan diri memiliki hubungan yang signifikan positif.

Bukan hanya prostitusi, rendahnya tingkat percaya diri kaum wanita ini juga dapat kita temui pada kehidupan sehari-hari. Apakah Anda menyadari bahwa hal-hal kecil seperti mempercantik gaya rambut, mewarnainya, berpakaian ketat, memakai pakaian di atas lutut, memakai make up tebal, dan sejenisnya, adalah beberapa cara yang dilakukan wanita dalam rangka meningkatkan percaya dirinya? Tentu saja. Hal-hal semacam itu tentu dilakukan wanita untuk meningkatkan rasa percaya diri. Ada pula yang melakukannya untuk mendapatkan perhatian dan ketertarikan dari lawan jenis atau lelaki yang diincarnya. Hal yang sudah umum bukan? Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak memperdulikannya dan malah menganggapnya sebagai suatu yang lumrah dan biasa saja. Kebanyakan dari kita mungkin lupa bahwa ‘tidak percaya diri’ juga bisa membuat kita melakukan perbuatan-perbuatan berdosa pun melanggar norma. Ya, wanita memang banyak yang lupa, bahwa mereka sering sekali melukai Tuhannya dengan perbuatan-perbuatan asusilanya.

Dengan demikian, setujukah Anda bahwa wanita yang memamerkan auratnya atau berpakaian tidak sepatutnya adalah mereka yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah? Dan setujukah Anda apabila saya memiliki statement bahwa “Unconfident Disease” adalah penyakit kronis kaum wanita? (Jawab di kolom komentar ya.. :D )

Sebagai paragraf penutup, saya ingin menyimpulkan dan menambahkan beberapa hal. Pertama, menurut saya, seorang wanita yang dengan bahagianya memamerkan bentuk tubuhnya, pun memakai pakaian yang tidak sesuai dengan norma, adalah seorang wanita yang teridap penyakit “Tidak Percaya Diri”. Kedua, seorang wanita yang dapat dikatakan memiliki kepercayaan diri yang tinggi adalah dia yang dapat menjaga perilaku serta penampilannya sesuai dengan norma atau kaidah-kaidah yang dianutnya. Apabila ia seorang muslim, maka ia berhijab, menutup aurat sesuai syariat, pun berperilaku sesuai akhlak. Dan apabila ia non muslim, ia pun dapat menjaga perilakunya, tindak-tanduknya, pun penampilan yang sesuai dengan kaidah yang ditetapkan oleh agamanya. Bukankah semua agama selalu mengajarkan tentang kebaikan? Bukan hanya Islam kan? Dan yang terakhir, saya hanya ingin mengajak Anda untuk berkaca. Mengintrospeksi diri lebih tepatnya. Mari kita renungkan, sudah percaya diri kah kita? Sebesar apa rasa percaya dirinya?

Mari menjadi agen perubahan! Menjadi lebih baik mulai dari sekarang. Untuk diri sendiri, bangsa, pun negara. Bersedia kan?
Dekati Sang Ilahi! Maka tingkat percaya dirimu akan melambung tinggi!

Salam Literasi :) 

-Diah Fatimatuzzahra-

Friday, July 22, 2016

Tentang Kerelaan & Air di Sudut Mata



( 19 + 9 / 12 ) × 365 × 24 × 3600 = 622.836.000 (s)
Kau tau? 622 juta sekian2 detik lamanya aku hidup. Dan pada bilangan waktu itu aku pernah jatuh, lalu bangun lagi. Jatuh, jatuh, jatuh, lalu bangun lagi. Kau tau perjuangan yg mana yg mampu mmbuatku bangun setelah jatuh berkali2??

"Air mata" & "Keikhlasan". Dua hal yg apabila kau hidup di dalamnya, maka kau bersama ketegaran. Sungguh, aku pernah memimpikan menggenggam bintang. Sesuatu yg dekat sekali dg kemustahilan. Tak usah kau tanya seberapa besar air mata, peluh, pun pengorbanan yg kupersembahkan, tapi tetap saja -jatuh, jatuh lagi, makin jatuh, bahkan tersungkur. Sampai suatu waktu hatiku bilang, "Sudah. Ikhlaskan saja. Itu bukan rizkimu." Ya, sang waktu mengajariku tentang keikhlasan. Melepas apa yg menjadi angan/impian/cita2/harapan,--yangtelahmeraung2dikhayalansedariakumasihberstatusmenjadiseorangputrikecil. Ikhlas dg setulus2nya kerelaan. Merelakan apa2 yg telah Ia tuliskan. Dan kau tau, apa yg terjadi setelahnya?? Sungguh, ia menggenggamku setelah kulepaskan. Ya, mimpi yg kubilang mustahil itu sekarang telah berada didekapan. Berjalan beriringan. Berjuang lagi menggapai mimpi yg lebih tinggi. Dan aku, -aku terbangun dr keterjatuhan, berdiri, atau bahkan menang. Ya, aku menang.

622.836.000 detik lamanya. Dan 1 hal yg menjadi paling spesialnya pelajaran dan ingin kuutarakan adalah 
bahwa, "Perjuangan yang sejatinya mendekatkanmu pada keberhasilan adalah perjuangan yang paling banyak air matanya. Air mata yang bermuara dari keikhlasan. -Kerelaan." 

Bukan apa2. Tak usah kau baca. Sekian. 😊




#Syukuritawamu
#Syukuritangismu
#Alhamdulillah




Jprdise, 21/07/16
-dfz-

Tuesday, April 5, 2016

Fathimah dalam Konteks Kekinian


#Late Report
20 Jumadi Tsani 1437 H / 30-03-16

Fatimah is Fatimah, kata Syariati. Kehebatan dan kebesarannya tak mampu dilukiskan dgn kata. Tapi persoalannya, apakah Fatimah sekedar romantika masa lalu? Apakah Fatimah hanya kenangan tempo dulu? Apakah ajaran dan ujaran Fatimah sudah menjadi puing-puing sejarah?

Apakah Fatimah sudah menjadi isu yg usang dan tidak relevan diangkat lagi ke permukaan? Apakah pola pikir dan pola sikap ala Fatimah sudah ketinggalan zaman? Dan apakah ide dan gagasan serta pemikiran Fatimah terkubur bersamaan dgn terkuburnya jasadnya?

Tidak! Fatimah bagai matahari yg senantiasa menyinari kehidupan krn Fatimah adalah kehidupan itu sendiri. Fatimah adalah insan kamil yg akal, hati dan jiwanya senantiasa hidup, tumbuh dan menyempurna, meskipun fisiknya tampak kurus dan lemah, tapi keteguhan dan 'azm (tekadnya) melelehkan baja dan menghancurkan gunung yg perkasa.

Fatimah bukan perempuan manja dan berpikir simple/ sederhana  dan gampang mengeluh saat terkena derita,. Fatimah berpikir besar dan berbuat besar dan baginya tiada yang lebih besar daripada Allah Yg Mahabesar. Maka, kehidupan tanpa mengenal Fatimah dan mengamalkan nilai-nilai fatimiyyah adalah kematian dan kegelapan.

Ya, Fatimah nyaris terlupakan dan terpasung oleh kebodohan dan ketidakjelasan tujuan hidup kita. Di mana posisi Fatimah di antara deretan artis dan tokoh nasional dan dunia yg kita kagumi?!  Di mana Fatimah di antara rak-rak buku kita?! Di mana Fatimah dalam doa dan munajat kita? Di mana kisah Fatimah dalam dongeng yg kita ceritakan pada anak dan siswa kita? Di mana pesan moral  Fatimah dalam buku pelajaran kita?! Di mana Fatimah dalam umrah dan haji kita? Di mana Fatimah saat kita berziarah ke makam ayahnya, Baginda Rasul? Di mana Fatimah saat kita berhadapan dgn masalah? Di mana Fatimah dlm setiap sisi hidup kita? Berhargakah Fatimah bagi kita? Hidupkah Fatimah dalam hati kita? Dekatkah kita dgn Fatimah? Asingkah Fatimah bagi kita?
Di mana Fatimah dalam ritual dan majlis kita? Di mana dan di mana...

Wahai para pecinta Zahra Mardhiyyah, beliau dgn tangan kasar hingga kapalan, krn gilingan gandum, Fatimah mempersembahkan Lu'lu dan Marjan, dua penghulu pemuda surga, lalu apa yg kau persembahkan bagi masyarakatmu?! Dengan pendidikan Ilahiah di rumah sangat sederhana dan perabotnya yg mudah diingat (krn saking sedikit dan tidak berharganya), Fatimah menerbitkan cahaya Hasani dan Husaini serta Zainabiyyat dan mencetak anak-anak serta keturunan terhebat dan teralim serta terbaik sepanjang masa. lalu,  kamu dgn kondisi ekonomi dan kehidupan serta tekhnologi yg lebih baik daripada Fatimah, apa yg kamu cetak; apa yg kamu terbitkan; dan apa yg kamu tanam?!

Dgn himpitan dan serangan badai persoalan yg bertubi-tubi mendera dan menyanderanya, yg andaikan musibah hidupnya itu ditimpakan pada siang bolong niscaya ia akan menjadi malam yg gelap gulita, Fatimah tdk pernah stress dan depresi, dan dgn khusuk dan khidmat ia membaca tasbih Zahra dan mengenangi mihrabnya dgn linangan air mata dan teringat ayat, "wala saufa yu'thika Rabbuka fatardha", lalu kenapa Anda cengeng, stress dan galau hanya karena secuil dan sekerikil masalah, memangnya itu masalah buat lu?!

Knapa harus mengurung diri di kamar, knapa harus murung; knapa semuanya harus urung; knapa perut kita harus mules dan badan kita harus lemes krn setitik dan setes problem yg terkadang sebab utamanya bukan dari kita? Di mana spirit survive ala Fatimah?

Anda yg tak tahu menahu ttg Fatimah, tanyakan kpd diri Anda knpa Anda tidak tahu? Maukah Anda tdk tahu selamanya? Knapa Anda membiarkan ketidaktahuan dan kedangkalan pengetahuan Anda ttg Fatimah? Sekarang juga bangkitlah, belilah buku ttg Fatimah, lalu bacalah dan hayatilah! Kalau tidak punya uang, pinjamlah buku bertemakan Fatimah ke perpustakaan atau teman Anda dan update-lah informasi ttg putri kecintaan Nabi saw ini! Anda yg tidak pernah membaca tasbih, doa dan munajat Fatimah, mulai sekarang jadikan salah satu doa Fatimah sbg menu baru doa Anda!

Anda yg sudah merasa tahu dan dekat dgn Fatimah, tunjukkan bukti kedekatan Anda! Apakah Anda yakin bahwa pola pikir dan pola sikap Anda jauh lebih baik daripada orang-orang yg tdk atau kurang mengenalnya?! Apakah Anda rajin mendoakan tetangga dan saudara seiman sbgaimana yg ditradisikan Fatimah, al jar tsumma al dar?!

Wahai Fatimiyyun ( orang-orang yg merasa berafiliasi dgn Fatimah), terutama kaum hawa, di mana Iffah zahraiyyah (Fatimah menggunakan hijabnya ketika bertemu dgn pria buta)?! Knapa kalian dgn gampang dan teledor membuka hijab dan mempertontonkan aurat kalian (rambut dan bagian yg mesti tertutup) kpd pria-pria yg masih melek dan mencicil?! Pantaskah kalian masuk di Madrasah Az Zahra dgn sikap spt ini?!

Saat Fatimah ditanya, apa yg terbaik bagi kaum wanita, beliau menjawab, pria tdk melihat wanita dan bgt juga sebaliknya. Lalu knapa kalian dgn begitu gampang bertemu dgn non-muhrim dan bersenda gurau tidak pada tempatnya?!  Knapa di pesta dan pelbagai acara wanita-pria berbaur tanpa batas dan nilai-nilai iffah ditinggalkan?!

Saat hari pertama pasca pernikahan dgn Fatimah, Nabi saw bertanya kpd Sayyidina Ali, bagaimana kau menilai Fatimah? Ali menjawab, Ni'mal 'aun fi tha'atillah ( sebaik-baik penolong dlm ketaatan kpd Allah). Maka, wahai para istri, sudahkah kamu menjadi sahabat dan penolong terbaik bagi suami kalian dalam mendekatkan diri kpd Allah?!

Pernakah kalian mengajak suami kalian berdoa dan bermunajat serta tadarusan bersama?!
Sudahkah kalian mengurusi suami kalian dgn baik dan ikhlas?!

Saat Fatimah wafat,  Ali- dgn derai air mata yg membasahi pipi--secara emosional dan menyentuh berujar: :Aku serahkan amanat dan titipanmu ya Rasul saw sesuai dgn perintah dan pesanmu, tanpa cela dan cacat secara spiritual dan moral. Aku rela padanya dan dia pun rela padaku."

Maka, wahai para suami, sudahkah kalian menjaga istri kalian dgn sebaik mungkin?! Apakah lisan kalian tdk menyakiti istri? Apakah tangan kalian tdk gampang melayang dan mulut kalian tdk memaki hanya urusan sambel kurang pedes, kopi kurang pahit dan masakan kurang lezat?! Apakah kalian dapat menjaga amanat Ilahi yg besar ini, mitsaqan ghalizha (janji agung)?!

Apakah perilaku kalian memuaskan istri kalian?! Apakah rumah tangga kalian benar-benar menjadi madrasah yg saling asah, saling asih dan saling asuh?! Apakah kalian para suami hanya memposisikan sbg guru dan tidak mau jadi murid (tdk mau belajar dan menerima kritik)?! Apakah kalian gengsi menerima saran dan tegoran serta kritikan istri yang membangun?! Apakah cinta kalian thdp istri tulus alias for nothing or because something?!

Dan akhirnya, hari ini kita memperingati Milad Fatimah az Zahra, tgl 20 Jumadil Akhir. Kelahiran Fatimah berarti kelahiran cahaya dan terbitnya hidayah. Mentari Fatimah terbit dan tdk pernah tenggelam dalam hati pencintanya. Dosa dan kebodohanlah yg menenggelamkan kita dan kemudian menjauhkan kita dari bahtera Fatimah. Kelalaian kitalah yg membuat warisan dan pustaka Az-Zahra terabaikan dan terlupakan.

Tidak cukup hanya mengatakan, aku pecinta atau keturunan Fatimah tanpa disertai usaha serius menapaktilasi jalan dan gagasan Fatimiyyah serta menyuntikkan semangat dan gelora Fatimi dalam setiap derap langkah kita dan setiap mengambil keputusan yg kita ambil.

Cinta Fatimah tanpa makrifat dan upaya meneladani dan mengikuti, serta keharmonisan langkah pecinta dan yg dicintai adalah omong kosong dan spt pepatah tong kosong nyaring bunyinya. Berapa kali Anda merayakan Milad Fatimah?! Lalu apa hubungan milad ini dgn hutang yg blm Anda bayar, padahal Anda punya uang lebih?! Apa benang merah milad ini dgn akhlak buruk yg masih menjadi ciri khas Anda?! Memperingati Milad Fatimah, tp sholat tdk tepat waktu, bahkan terbiasa meng-qadha sholat, kok bisa?!

Milad Fatimah, tp mulutnya tetap menyakiti org lain, kok bisa?! Milad Fatimah, tp anak-suami atau istrinya tdk puas dgn sikapnya, kok bisa?! Milad Fatimah, tp kurang peduli dgn sesama, kok bisa?! Milad Fatimah, tp bakhilnya minta ampun, kok bisa?!

Bila manusia selembut dan sedahsyat Fatimah belum mampu mengubah Anda, siapa gerangan yg mampu mengubah Anda?! Apa artinya Milad ini kl tidak disertai perubahan dari yg buruk menjadi baik, dari yg baik menjadi lebih baik, dan dari yg
lebih baik menjadi yg terbaik. Bila hari ini sama dgn hari kemarin itu kerugian dan kebodohan, demikian kata Sayyidina Ali.

Marilah peringatan Milad Fatimah kita jadikan momentum evaluasi diri dan introspeksi diri bahwa Fatimah telah memberikan segalanya bagi kita, lalu apa yg kita berikan kpd beliau?!

Kisah hidup dan nilai yg ditawarkan oleh az Zahra  harus selalu menjadi inspirasi kehidupan kita. Jadi, Milad ash Shiddiqah ath Thahirah Fatimah az Zahra yg sebagian merayakannya sbg hari wanita sedunia tdk hanya disimbolkan dgn pemberian bunga thdp orang-orang yg kita cintai, spt ibu, saudari, istri, dan putri kita, tp lebih daripada itu bagaimana kita mampu mentransfer akhlak Fatimiyyah dlm diri kita sehingga membuat orang-orang di sekitar kita berbunga-bunga. Dengan, kata lain menperingati hari kelahiran Fatimah bermakna mentransformasi diri biasa menjadi luar biasa; diri kurang menjadi lengkap dan sempurna. Di samping itu, kita juga perlu merekontruksi bangunan pola pikir dan paradigma kita dgn kontruksi pola pikir ala Fatimah. Krn biasanya kegagalan mengubah pola sikap itu didahului atau dilatarbelakangi kegagalan mengubah pola pikir. Dan  kegagalan melakukan transformasi (perubahan) di dua sisi tersebut menyebabkan Fatimah yg begitu terpuji dan tersanjung dalam teks/ literatur keagamaan justru terpasung oleh pengikut dan pencintanya sendiri.

Terakhir aku ucapkan Salam kepadamu wahai putri Nabi saw di saat engkau dilahirkan, Salam kepadamu saat engkau mengorbankan segalanya demi Kebenaran, Salam kepadamu saat engkau wafat dalam keadaan syahid dan didzalimi dan salam atasmu saat dibangkitkan nanti untuk memberi syafaat kepada pengikut dan pecintanya.. Ya Wajihataan Indallah, Isyfa'i Lanaa Indallah

-Abuthalib Husein Almuhdar-

#Fathimah Azzahra (SA)
#Proud of Fathimah
#Kami bangga atas kelahiran Fathimah
#Wiladah
#20JumadiTsani

Saturday, March 26, 2016

Sadarilah, HEDONISME Merajalela


"When Karaoke is your Hobby"

            Tak banyak orang menyadari bahwa saat ini ia sedang hidup di dalam perangkap budaya hedonisme. Hedonisme yang merupakan strategi halus orang barat dalam menjatuhkan kaum muslimin ini telah berkembang pesat dan berhasil masuk ke dalam kehidupan setiap orang, terutama generasi muda. Lalu, bagaimana hedonisme dapat membudaya sedemikian rupa  sehingga banyak orang tidak menyadari bahayanya? Persoalan ini penting dibahas guna mengingatkan kembali akan bahaya hedonisme yang tanpa disadari sudah menyebar luas ke seluruh lapisan masyarakat. Sehingga dengan mengetahui bahaya hedonisme, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan berhati-hati dalam bergaul, terutama bagi umat muslim.

Istilah hedonisme pertama kali dikenalkan oleh filsuf Yunani Kuno bernama Democritus. Ia mengatakan bahwa kesenangan merupakan salah satu tujuan pokok yang ada di dalam hidup ini. Sehingga menurutnya, hedonisme adalah suatu pandangan yang menjadikan kesenangan dan kebahagiaan dunia sebagai tujuan hidup seseorang. Pengertian ini sesuai dengan apa yang tertera di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dimana hedonisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI, edisi ketiga, 2001).

Hedonisme berkembang pesat seiring dengan berkembangnya globalisasi barat. Ibarat sebuah magnet, globalisasi barat sangat kuat menyita perhatian dan memengaruhi masyarakat untuk mengubah gaya hidup yang serba kekinian sehingga mendorong mereka untuk menjadi masyarakat yang hedonis. Di era inilah penguasa barat menjalankan misinya. Hedonisme menjadi salah satu propaganda orang barat dalam upayanya menjatuhkan umat Islam. Dalam mengembangkannya, mereka mengemas budaya-budaya barat sedemikian rupa sehingga masyarakat Indonesia tergiur untuk mengikutinya. Budaya-budaya barat tersebut terus berkembang dan semakin banyak diikuti oleh semua kalangan. Bukan hanya masyarakat awam, bahkan kaum muslimin yang gemar beribadahpun tak sedikit yang terseret mengikuti tren budaya barat. Salah satu contoh nyata yang fenomenal adalah kecenderungan para muslimah yang menjadikan model busana sebagai salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Kebanyakan dari mereka berbusana dengan mengikuti fashion terkini yang memiliki banyak variasi gaya sehingga cenderung menonjolkan kecantikan. Tahukah Anda, bahwa fenomena semacam ini adalah salah satu dari sekian banyak sifat hedon? Sayangnya banyak orang yang tidak jeli dengan apa yang sedang menimpanya saat ini.

"When the world deceive you. Then you don't realize what wrong with you."

         
Contoh lain dari hedonisme yang paling banyak memakan korban yaitu budaya konsumtif dan bekerja hingga lupa waktu. Budaya konsumtif saat ini sudah menjadi budaya akut yang susah dihindari oleh semua kalangan. Adapun perilaku-perilaku yang termasuk dalam budaya konsumtif di antaranya yaitu; berhura-hura, selalu memperbarui gaya sesuai dengan model terbaru, makan di restoran mahal, belanja berlebihan, dan lain sebagainya. Mirisnya perilaku-perilaku konsumtif tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah bagi sebagian orang. Bukan hanya budaya konsumtif, fenomena yang sama juga terjadi pada orang-orang yang menikmati pekerjaannya  hingga lupa waktu. Orang-orang semacam ini selalu menempakan urusan duniawinya pada urutan teratas dan terpenting. Misalnya, perilaku pekerja yang bekerja hingga lupa waktu sholat. Bukan hanya itu, tak jarang pula orang-orang semacam ini yang terbuai dengan jabatan yang diamanahkan padanya hingga akhirnya menjadi koruptor. Selain pekerja, hal ini juga terjadi pada generasi muda seperti mahasiswa. Kita pasti sering menjumpai banyak sekali mahasiswa yang menjalankan rutinitas perkuliahannya hingga mereka lupa bahwa menjadi sukses setelah kuliah itu bukan  tujuan akhir dari kehidupan.


Budaya hedonisme memang sudah membutakan generasi muda. Hal ini terjadi karena usia mereka yang belum cukup dewasa sehingga masih sangat labil dan selalu berkeinginan untuk mencoba hal baru. Anak muda jaman sekarang sudah terperdaya dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi sehingga yang mereka kejar adalah ridho dari manusia. Sebagaimana yang diutarakan oleh Dr Ali Syari’ati, beliau berkata bahwa tantangan terbesar bagi remaja muslim saat ini adalah budaya hedonisme (kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup) yang seolah sudah mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam ini digemari dan dijadikan sebagai gaya hidup (life style) kawula muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat atau jelata, sarjana atau kaum proletar, di desa ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang sejatinya kebiasaan hidup orang barat ini sebagai tauladan dalam pergaulannya. Firman Allah SWT, "...dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa." (Q.S. Hud : 116).

Hedonisme merupakan pandangan yang sangat menyimpang dari ajaran Islam. Dimana menjadikan kebahagiaan duniawi sebagai tujuan hidup adalah pandangan orang-orang kafir yang tidak percaya akan adanya kehidupan di akhirat. Sedangkan dalam Islam, dunia hanyalah sebuah jembatan penghubung antara alam ruh dengan alam akhirat. Dengan kata lain, Islam tidak hanya memandang aspek duniawi, tetapi juga ukhrowi. Dan aspek ukhrowi inilah yang menjadi tujuan akhir semua makhluk untuk mendapatkan ridho dari Tuhannya.

Kita sebagai umat muslim yang mengaku menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, sepatutnya merenungi fenomena ini. Kita perlu berkaca, apakah kita termasuk bagian dari korban hedonisme atau bukan. Apakah kita sudah sepenuhnya mengharap ridho hanya kepada Tuhan atau juga kepada selainnya. Kita sangat butuh mengintrospeksi diri sendiri guna melindungi diri dari bahaya hedonisme. Baru setelah itu kita dapat berpikir, apa yang seharusnya kita lakukan.
         
Dari penjabaran di atas, dapat kita simpulkan bahwa hedonisme (kesenangan merupakan hal yang paling penting dalam hidup) adalah suatu pandangan yang menyimpang dari syariat Islam sehingga sangat berbahaya bagi kaum muslimin. Lalu, bagaimana hedonisme dapat membudaya hingga sedemikian rupa? Inilah permasalahan yang tidak banyak diketahui, bahwa melalui hedonismelah musuh-musuh Islam dapat menjalankan misinya dalam menghancurkan umat Islam. Maka dari itu, diharapkan kaum muslimin dapat lebih waspada dalam menghadapi propaganda halus tersebut.




So, what should we do?

SEDERHANAKANLAH DIRIMU dengan senantiasa menjadikan “ZUHUD” sebagai kunci utama meraih kebahagiaan!!

Mari sama-sama berbenah! Anda, dan saya. Kami sama-sama belajar dan sama-sama berikhtiar –memerangi sifat hedon yang diam-diam menyusup ke dalam diri setiap dari kami—Anda dan saya.


SELAMAT BERJUANG MELAWAN HEDONISME KAWAN!!


#be smart
#be brave
#be awesome

Smg-Jpr, 26/03/2016
-dfz-

            

Categories

Follow me on Facebook

Follow me on Tumblr

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia

About Author

Hamba Tuhan yang sedang belajar menulis.

Video of Day | Click on the link below to download the video!

Popular Posts