123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Saturday, February 4, 2017

Belajar dari Patah Hati

"Apa? Kau pernah merasakan patah hati yg luar biasa sakitnya? Waw. Sama dong, aku juga. Ah tak usah malu begitu, itu *wajar2 saja kok. Apa lagi utk gadis yg sedang berada di masa penantian sepertimu. Kecuali kalau kau tak mengambil secuil pelajaran pun dari pengalaman itu, barulah kau wajib utk merasa malu. Btw, apa yg kau dapat dari patah hatimu itu? Kau mempelajari sesuatu?" kataku pada sorang sahabat.

"Okelah kalau kau masih belum mau cerita. Tak apa. Sekarang aku yg cerita ya..

Aku juga sama sepertimu. Pernah jatuh cinta, pernah patah hati pula. Lalu jatuh cinta lagi, dan patah hati lagi. Tapi setidaknya aku mengantongi banyak pemahaman dari pengalaman menyakitkan itu. Dan itu yg membuatku bersyukur. Bahwa melalui patah hati lah Tuhan mengajariku banyak hal. Salah satunya, Ia membuatku paham mengapa aku dipatah-hatikan. Ya, Ia membimbingku utk *mengintrospeksi diri. Apa yg salah dg diriku? Apa yg salah dg hatiku? Bukankah jatuh cinta adalah anugerah? Oh, atau barangkali caraku yg keliru? Iya, caraku keliru. Mungkin aku terlalu berlebihan. Mencintai scr berlebihan, melambungkan harapan scr berlebihan, pun menangisi dg berlebihan. Dan cara2 seperti itulah yg pada akhirnya membuatNya cemburu. Lalu Ia pun mengingatkan dg mengenalkanku pada kehilangan. Karna aku tak sanggup memaknai kehilangan, akhirnya aku teridap penyakit patah hati. Ya, aku patah hati, yang sebenarnya itu karena ulahku sendiri. Bukan karena dia atau Dia yg mematah-hatikan. Sebab seandainya cinta yg kutumbuhkan tidak terlalu dalam, pun harapan yg kusemogakan tidak terlalu berlebihan, pasti aku tak akan se-memar itu kan? Semuanya akan biasa saja. Mungkin memang terluka, tapi tak sampai membuatku harus menyeka air mata. Jadi ini salahku, yang telah mencintai dg cara yg berlebihan.

Yap. Begitulah aku memaknai kehilangan. Memaknai patah hati dg mengambil banyak pelajaran. Bahwa patah hati itu hal yg wajar. Yang tidak wajar adalah ketika kau membiarkan hatimu memar, sementara tak ada secuil makna pun  yang dapat kau jadikan pelajaran.

Memang begitu. Berada di masa2 penantian itu memang melelahkan. Mencintai orang yg salah, mengabaikan orang2 yang belum tentu salah, pun menerka-nerka "Apakah dia orangnya? Atau dia yg lain?" yg semua itu hanyalah pengandaian semu yg bila tidak dikondisikan akan membuat hatimu patah.

Maka dari itulah aku mulai mencoba berbenah.
Sekarang aku telah melupakan dia, yg karenanya hatiku patah. Lalu mengagumi dia yg lain, yg entah mengapa mengaguminya membuatku lebih bersemangat utk berbenah. Jadi kupasrahkan saja rasa kagum ini padaNya. Agar rasa ini hanya sebatas kagum saja, tanpa dibumbui oleh cinta (yg semoga hanya *belum pada waktunya). Moga saja dia orangnya ya.. Jangan dia atau diaa. Dia (yg kukagumi) saja. 
Tuhkan aku berandai lagi -.- :v

Yuhu.. Itulah risiko yg harus dihadapi di masa2 menanti, sobat! Masa2 dimana kita harus pandai menjaga diri pun hati. Berat memang. Orang bilang masa2 penjagaan diri memang berat. Makanya jangan dipikul sendiri. Sini curhat! Apa yg kau pelajari dari patah hatimu itu?

Iya, sekarang gantian kamu yg cerita. Apa yg kamu dapat dari patah hatimu itu? Apa kau mempelajari sesuatu?"

jelasku panjang lebar pada sorang sahabat yg kerap kupanggil, "kamu!" (Gak usah sebut nama ah, nanti orangnya malu :v)

Jpr, 3/2/17
-dfz-

0 comments:

Post a Comment

Categories

Follow me on Facebook

Follow me on Tumblr

Writing is the most fun you can have by yourself. - Terry Pratchett

Powered by Blogger.
'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();
Adsense Indonesia

About Author

Hamba Tuhan yang sedang belajar menulis.

Video of Day | Click on the link below to download the video!

Popular Posts