Why must be Perfect ?
Memaknai hidup.
Apalah arti memaknai
hidup?
----Bahwa hidup adalah
perihal menjadi sempurna. –Bahwa hidup adalah perihal permohonan hamba yang
harus dipenuhi Tuhannya.
Apalah makna memaknai hidup
bila esensi hidup demikian adanya?
Hidup bukanlah perihal memaksakan menjadi yang sempurna kawan!! Bukan pula perihal perjalanan panjang tanpa belokan. –Bukan demikian.
Coba pejamkan matamu. Lalu nikmati
setiap hembusan nafasmu. Baru kemudian berpikirlah kembali, “Apa yang
sebenarnya kau tuju? Apa yang sebenarnya kau perjuangkan? Hingga jiwa dan raga
kau kerahkan. Hingga pada akhirnya airmata-pun bercecerah, yakni ketika yang
kau tuju tak dapat kau genggam. Kembalilah berpikir.. Apa maumu?
Perlukah kau kejar sang sempurna
hingga sedemikian rupa? Perlukah kau paksakan ketidakmampuanmu hanya untuk
predikat sempurna? Untuk apa? Untuk di pujakah? Atau karna tak mau dihina?
Kemarilah kawan.. bukalah matamu.
Kembalilah.. kembalilah pada alam rasionalmu.
Maka dengarlah..
Bahwa manusia itu gudangnya kesalahan. Menjadi tak bisa itu biasa. Menjadi tak menarik apalagi. Menjadi tak
sempurna?—Itu adalah suatu keniscayaan yang tiada mungkin hilang dari manusia
seperti kita. Karna apa? karna kau hanyalah manusia biasa. Jadi.. Untuk apa kau kejar predikat
SEMPURNA, bila nyatanya tiada insan yang sempurna? Berhentilah. Berhentilah tuk
menjadi sempurna. Berhentilah tuk paksakan diri menjadi sempurna. Karna
mengejar yang sempurna tiada pernah ada habisnya. –Obsesi.
Why? Bukankah tiap-tiap
manusia memiliki kehendak bebas dalam hidupnya? Tuk menjadi dambaan atau bahkan pujaan, bagaimana
bisa bila tak sempurna?
Yes, that's your choice. But look around your self first! Berapa banyak
manusia yang memilih melampaui batas setelah dijatuh-cintakan oleh obsesi? Berapa banyak manusia yang dengan sadarnya menghalalkan yang haram hanya demi memperoleh keridhoan diri? Keridhoan diri?
Ya, karna kebanyakan manusia selalu menomor satukan ridho dirinya sendiri sebagai
motivator kinetik, hingga ia lupa akan Ridho Tuhan yang seharusnya menjadi
tumpuan kehidupan.
Maka itulah.. mengejar
predikat sempurna adalah suatu kesia-siaan.
Oh.. andai yang kau kejar
ialah sempurnamu untukNya, maka kejarlah..! KEJARLAH sampai titik darah
penghabisan. Namun nyatanya bukan demikian kawan.. Kau hanya mengejar predikat
bergelar sempurna. Yakni predikat dari mereka yang memujamu hingga kau lupa rasakan
lara. Begitukan yang kau mau?? Hey kau... MANUSIA-MANUSIA AKHIR ZAMAN..! APA YANG
KAU KEJAR? Sudahlah.. jadilah apa adanya kamu.Syukuri, nikmati, perbaiki. Karna
semakin kau inginkan kesempurnaan, maka semakin jauh kau dari rasa
kebersyukuran.
Maka bersyukurlah.. Berjuanglah..
Berikhtiarlah.. semampu jiwa ragamu, semaksimal puncak potensimu, pun sebaik-baik
versi terbaik dari dirimu. Dan tunggulah, niscaya esok atau lusa “Yang Terbaik” akan menjulukimu. Cukup menjadi
yang terbaik. Versi terbaik dari dirimu. Cukup.
Karna yang terbaik tiada
pernah menuntut kesempurnaan. :)
#Belajar bersyukur
#Belajar memaknai hidup
#Memaknai hidup (1)
Semarang, 16/03/2016
-dfz-
0 comments:
Post a Comment