Sadarilah, HEDONISME Merajalela
"When Karaoke is your Hobby" |
Tak banyak orang menyadari bahwa
saat ini ia sedang hidup di dalam perangkap budaya hedonisme. Hedonisme yang
merupakan strategi halus orang barat dalam menjatuhkan kaum muslimin ini telah
berkembang pesat dan berhasil masuk ke dalam kehidupan setiap orang, terutama
generasi muda. Lalu, bagaimana hedonisme dapat membudaya sedemikian rupa
sehingga banyak orang tidak menyadari bahayanya? Persoalan ini penting dibahas
guna mengingatkan kembali akan bahaya hedonisme yang tanpa disadari sudah
menyebar luas ke seluruh lapisan masyarakat. Sehingga dengan mengetahui bahaya
hedonisme, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan berhati-hati dalam
bergaul, terutama bagi umat muslim.
Istilah hedonisme pertama kali
dikenalkan oleh filsuf Yunani Kuno bernama Democritus. Ia mengatakan bahwa kesenangan merupakan salah satu tujuan pokok
yang ada di dalam hidup ini. Sehingga menurutnya, hedonisme adalah suatu
pandangan yang menjadikan kesenangan dan kebahagiaan dunia sebagai tujuan hidup
seseorang. Pengertian ini sesuai dengan apa yang tertera di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, dimana hedonisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap
bahwa kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI,
edisi ketiga, 2001).
Hedonisme berkembang pesat seiring
dengan berkembangnya globalisasi barat. Ibarat sebuah magnet, globalisasi barat
sangat kuat menyita perhatian dan memengaruhi masyarakat untuk mengubah gaya
hidup yang serba kekinian sehingga mendorong mereka untuk menjadi masyarakat
yang hedonis. Di era inilah penguasa barat menjalankan misinya. Hedonisme
menjadi salah satu propaganda orang barat dalam upayanya menjatuhkan umat
Islam. Dalam mengembangkannya, mereka mengemas budaya-budaya barat sedemikian
rupa sehingga masyarakat Indonesia tergiur untuk
mengikutinya. Budaya-budaya barat tersebut terus berkembang dan semakin
banyak diikuti oleh semua kalangan. Bukan hanya masyarakat awam, bahkan kaum
muslimin yang gemar beribadahpun tak sedikit yang terseret mengikuti tren
budaya barat. Salah satu contoh nyata yang fenomenal adalah kecenderungan para
muslimah yang menjadikan model busana sebagai salah satu hal penting yang harus
diperhatikan. Kebanyakan dari mereka berbusana dengan mengikuti fashion terkini
yang memiliki banyak variasi gaya sehingga cenderung menonjolkan kecantikan.
Tahukah Anda, bahwa fenomena semacam ini adalah salah satu dari sekian banyak
sifat hedon? Sayangnya banyak orang yang tidak jeli dengan apa yang sedang
menimpanya saat ini.
"When the world deceive you. Then you don't realize what wrong with you." |
Contoh lain dari hedonisme yang paling banyak memakan korban yaitu budaya konsumtif dan bekerja hingga lupa waktu. Budaya konsumtif saat ini sudah menjadi budaya akut yang susah dihindari oleh semua kalangan. Adapun perilaku-perilaku yang termasuk dalam budaya konsumtif di antaranya yaitu; berhura-hura, selalu memperbarui gaya sesuai dengan model terbaru, makan di restoran mahal, belanja berlebihan, dan lain sebagainya. Mirisnya perilaku-perilaku konsumtif tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah bagi sebagian orang. Bukan hanya budaya konsumtif, fenomena yang sama juga terjadi pada orang-orang yang menikmati pekerjaannya hingga lupa waktu. Orang-orang semacam ini selalu menempakan urusan duniawinya pada urutan teratas dan terpenting. Misalnya, perilaku pekerja yang bekerja hingga lupa waktu sholat. Bukan hanya itu, tak jarang pula orang-orang semacam ini yang terbuai dengan jabatan yang diamanahkan padanya hingga akhirnya menjadi koruptor. Selain pekerja, hal ini juga terjadi pada generasi muda seperti mahasiswa. Kita pasti sering menjumpai banyak sekali mahasiswa yang menjalankan rutinitas perkuliahannya hingga mereka lupa bahwa menjadi sukses setelah kuliah itu bukan tujuan akhir dari kehidupan.
Hedonisme merupakan pandangan yang
sangat menyimpang dari ajaran Islam. Dimana menjadikan kebahagiaan duniawi
sebagai tujuan hidup adalah pandangan orang-orang kafir yang tidak percaya akan
adanya kehidupan di akhirat. Sedangkan dalam Islam, dunia hanyalah sebuah
jembatan penghubung antara alam ruh dengan alam akhirat. Dengan kata lain,
Islam tidak hanya memandang aspek duniawi, tetapi juga ukhrowi. Dan aspek
ukhrowi inilah yang menjadi tujuan akhir semua makhluk untuk mendapatkan ridho
dari Tuhannya.
Kita sebagai umat muslim yang
mengaku menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, sepatutnya merenungi fenomena ini.
Kita perlu berkaca, apakah kita termasuk bagian dari korban hedonisme atau
bukan. Apakah kita sudah sepenuhnya mengharap ridho hanya kepada Tuhan atau
juga kepada selainnya. Kita sangat butuh mengintrospeksi diri sendiri guna
melindungi diri dari bahaya hedonisme. Baru setelah itu kita dapat berpikir,
apa yang seharusnya kita lakukan.
Dari penjabaran di atas, dapat kita
simpulkan bahwa hedonisme (kesenangan merupakan hal yang paling penting
dalam hidup) adalah suatu pandangan yang menyimpang dari syariat Islam
sehingga sangat berbahaya bagi kaum muslimin. Lalu, bagaimana hedonisme dapat
membudaya hingga sedemikian rupa? Inilah permasalahan yang tidak banyak
diketahui, bahwa melalui hedonismelah musuh-musuh Islam dapat menjalankan
misinya dalam menghancurkan umat Islam. Maka dari itu, diharapkan kaum muslimin
dapat lebih waspada dalam menghadapi propaganda halus tersebut.
So, what should we do?
—SEDERHANAKANLAH DIRIMU dengan senantiasa menjadikan “ZUHUD” sebagai kunci utama meraih
kebahagiaan!!
Mari sama-sama berbenah!
Anda, dan saya. Kami sama-sama belajar dan sama-sama berikhtiar –memerangi sifat
hedon yang diam-diam menyusup ke dalam diri setiap dari kami—Anda dan saya.
SELAMAT BERJUANG MELAWAN HEDONISME KAWAN!!
#be
smart
#be brave
#be
awesome
Smg-Jpr, 26/03/2016
-dfz-